MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Polemik Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa khususnya di kampus yang berada di kota Makassar kini lagi hangat diperbincangkan.
Pasalnya, Uang Kuliah Tunggal tidak manggalami penurunan di tengah pandemi Covid 19 yang menghantam semua sektor pendapatan disemua kalangan.
Polemik tersebut juga menjadi perhatian serius oleh Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) Cabang Makassar.
Pihaknya menilai, dengan tidak normalnya perkuliahan semestinya ada keringan oleh pihak kampus untuk mengurangi pembayaran UKT.
“Sebaiknya ada dispensasi, melihat aktivitas di kampus tidak berjalan normal seperti biasanya selama masa pandemi covid-19,” kata Faikar Al Baqir, Jum’at (12/06/2020).
Selain permintaan penurunan UKT, pihak juga mempertanyakan transparan UKT tersebut, dikarenakan uang yang dipakai membayar merupakan uang dari orang tuanya.
“Wajar kalau mahasiswa mempertanyakan UKT, karna kebanyakan itu uang dari orang tuanya yang untuk sumbangkan ke kampus, bukan di makan begitu saja. apalagi sekarang pendapatan orang tua mereka di kampung tidak lagi normal,” jelasnya.
“Saya fikir mahasiswa itu harus dididik dengan kejujuran pakai hati, Hidup ini butuh keberkahan, bukan keserakahan,” tutup Faikar yang juga alumni pesantren tersebut.
Sebelumnya, seperti yang dirilis Tribun Timur, Sabtu (16/5/2020), BEM se-UNM melakukan dialog dengan jajaran pimpinan Universitas Negeri Makassar (UNM).
Dialog yang digelar, Jumat (8/5/2020) lalu, itu pimpinan UNM dalam hal ini Rektor, Prof Husain Syam, akan memberikan rincian penggunaan anggaran UKT pada semester genap yang berjalan.
“Namun yang menjadi masalah adalah pihak kampus belum memberi kejelasan sampai saat ini perihal tindak lanjut dialog tersebut, bahkan setelah dilakukan beberapa kali komunikasi, hasilnya tetap nihil,” ucap Menteri Sosial dan Politik BEM UNM, Risal Apandi.
(tas)
