MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar mencabut laporan terhadap mantan Rektor UMI, Prof. Basri Modding. Laporan tersebut terkait penggelapan dana yayasan.
Penasehat Hukum UMI Makassar, Anzar Makkuasa, mengatakan pencabutan laporan terkait penggelapan dana tersebut lantaran ingin fokus untuk mengejar kerugian dengan mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Makassar.
“Kenapa kami mencabut laporan di Polda karena kami mau lebih konsentrasi mengejar kerugian sekitar lebih Rp11 Miliar dengan mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Makassar,” katanya, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu, 17 April 2024.
“Saat kami buat laporan di Polda tujuannya adalah pengembalian sesuai temuan hasil audit, itu saja sebenarnya keinginan yayasan,” ungkapnya.
Sebelumnya, mantan Rektor UMI Makassar itu dilaporkan terkait dugaan penggelapan dana Yayasan Badan Wakaf UMI dalam beberapa proyek pembangunan fasilitas kampus.
Informasi yang diperoleh Basri Modding diduga telah mencairkan anggaran untuk pekerjaan proyek Taman Firdaus sebesar Rp11. 499.400.000. Sementara hasil audit dari pengerjaan proyek itu hanya Rp4.904.000.000.
Basri Modding juga mencairkan anggaran Rp10.191.425.310 pembayaran gedung international school LPP YW-UMI. Sementara, untuk hasil audit pekerjaan tersebut hanya Rp6.559.679.480.
Kemudian pengadaan 150 acces point terlapor mencairkan anggaran, Rp2.130.000.000, sedangkan hasil audit pekerjaan tersebut hanya Rp1.350.000.000.
Terakhir adalah pengadaan videotron Pascasarjana UMI, di mana saat itu Basri Modding mencairkan anggaran Rp1.034.151.680 sementara hasil audit untuk pengerjaan tersebut hanya Rp305.550.875. Dari empat pekerjaan tersebut terlapor diduga menggelapkan uang atau dana yayasan sebanyak Rp11.735.746.635.
Prof Dr Basri Modding: Saya di Fitnah
Sementara itu, pihak Mantan Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Basri Modding mengklaim jika pihaknya tidak terbukti menyelewengkan dana milik UMI atau Yayasan Wakaf UMI Makassar.
“Setelah proses berjalan beberapa bulan yang lalu telah dilakukan pencabutan laporan oleh pihak kampus berdasarkan hasil audit internal yayasan wakaf UMI dan tidak ditemukan adanya penyelewengan dana yang seperti dituduhkan ke beliau (kepada Basri Modding) selama menjabat sebagai rektor UMI,” kata Muhammad Nur, penasihat hukum Basri Modding, saat konferensi pers di Kantor BAIN HAM, Jl Tun Abdul Razak, Kabupaten Gowa, Selasa (16/4/2024).
Basri Modding juga hadir dalam konferensi pers terkait laporan ke Polda Sulsel oleh pihak Yayasan UMI Makassar tahun 2023 tersebut. Laporan mengenai kasus penggelapan dana yayasan.
Muhammad Nur mengatakan, apa yang dituduhkan kepada Basri Modding tidak terbukti berdasarkan hasil audit internal Yayasan UMI.
“Kasus ini bergulir sejak dilaporkan pada tahun 2023, dugaan kerugian angkanya bervariasi, ada yang mengatakan 28 miliar dan juga 11 miliar, bahkan ada angka lain yang nilainya miliaran. Akan tetapi, semua angka itu tidak jelas setelah dilakukan audit internal dan pihak yayasan kampus mengatakan bahwa tidak ada kerugian terhadap yayasan dan telah dilakukan pencabutan laporan pada bulan Maret 2024,” kata Muhammad Nur.
Giliran bicara, Basri Modding menyinggung nasibnya yang dipecat mendadak sebagai Rektor UMI 10 Oktober 2023. Pemecatan disusul isu yang tak sedap hingga upaya pelaporan ke Polda.
“Kasus ini berawal ketika saya diberhentikan secara tiba-tiba pada tanggal 10 Oktober. Tiba-tiba ada prosesi pemberian SK Pelaksana Tugas dan dilakukan pelantikan kepada Plt Rektor UMI. Setelah ditelusuri, saya diduga menilep dana 28 miliar padahal itu saya tidak pernah lakukan. Setahu saya, dana tersebut hanya dialihkan dari tekening proyek ke rekening yayasan dan saya tidak terlibat,” kata Basri Modding.
“Proyek yang dilaporkan adalah videotron, Taman Firdaus, boarding school, dengan total kerugian 11 miliar. Tapi polisi klarifikasi hanya 8 miliar. Saya dituduh penggelapan dana, saya tidak terlibat dalam proyek ini, dan termasuk fitnah bagi saya. Kasus ini bergulir sejak tanggal 25 Oktober 2023 dan dilakukan pencabutan laporan pada bulan Maret 2024 karena saya tidak terbukti,” Basri Modding menambahkan.
Basri Modding sendiri mengaku tidak akan memperpanjang kasus ini.
“Saya tidak akan melaporkan balik karena saya cinta kampus UMI,” kata Basri Modding.(*)
