MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Juru Bicara PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia) Sulawesi Tenggara, Ahmad Faisal, menyebut BBM bersubsidi belum disalurkan secara tepat sehingga masyarakat banyak yang mengeluh terkait mahalnya harga BBM.
Dia menganggap porsi BBM bersubsidi yang banyak dipersoalkan masyarakat bukanlah satu satunya persoalan. Lebih dari itu, pemerintah masih gagap menyalurkan subsidi BBM.
“Bagaimana kita mau porsikan subsidi? karena sulit dibedakan penerimanya. Selalu kita kebobolan antara yang layak dan tidak layak,” ujarnya dalam Diskusi Publik Aliansi Mahasiswa Rakyat Miskin Kota di Lampu Merah Cafe, Sabtu (8/1/2022).
Faisal menyarankan agar pemerintah bersama Pertamina segera melakukan pembenahan agar subsidi BBM bisa tersalurkan dengan baik, apalagi Premium yang harganya lebih murah sudah tidak dapat diakses.
“Pertama, pemerintah bisa memberi identitas yang lebih jelas dan bisa divalidasi pada kendaraan tertentu. Atau yang kedua, tarik saja subsidi itu dan kasih ke owner perusahaan, misalnya Gojek. Supaya driver tidak perlu lagi bagi hasil atau setidaknya setoran itu bisa ditekan,” tandasnya.
Di samping itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Evaluasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulsel, Jamaluddin, mengakui masih adanya kekurangan dalam penyaluran BBM subsidi ini.
“Sebenarnya itu ada tempat buat gesek kartu, itu ketahuan plat kendaraannya. Cuman ini kelemahannya di Solar, kadang tidak tepat. Padahal jelas peruntukannya angkutan umum dan sebagainya, itupun pembeliannya harus ada rekomendasi OPD terkait. Selain itu, porsinya sangat terbatas,” terangnya.
