BANDUNG, EDUNEWS.ID – Insititut Teknologi Bandung ( ITB) menggratiskan biaya kuliah/biaya penyelenggaraan pendidikan (BPP) semester depan untuk mahasiswa yang tak bisa menyelesaikan tugas akhir karena terdampak corona.
Kebijakan tersebut diambil ITB sebagai bentuk respons terhadap masa darurat wabah pandemik corona yang berakibat pada keterbatasan berlangsungnya kegiatan akademik.
“Pembebasan BPP hanya untuk penambahan waktu studi paling lama 1 (satu) semester bagi penyelesaian Tugas Akhir/Tesis/Disertasi, dan ini tidak bergantung pada posisi semester,” kata Direktur Pendidikan ITB, Arief Hariyanto dalam keterangannya, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (4/4/2020).
Pembebasan biaya kuliah tersebut berlaku untuk mahasiswa yang hanya mengambil tugas akhir di semester selanjutnya. Mahasiswa juga harus menyampaikan permohonan secara tertulis, menyertakan kronologi, serta rekomendasi tertulis dari dosen pembimbing dan ketua program studi.
“Pembebasan BPP hanya diberikan untuk 1 (satu) semester perpanjangan masa studi. Mahasiswa harus menyelesaikan BPP Semester 1 2019/2020 dan sebelumnya,” tambah Arief.
Mahasiswa ITB yang diberikan kebijakan tersebut juga harus menyelesaikan biaya semester yang telah dijalani.
Imbas dari corona, mahasiswa ITB juga cukup melakukan penelitian dengan studi literatur bila memerlukan kegiatan laboratorium, studio, lapangan, dan industri. Langkah tersebut diharapkan tak merugikan penyusunan tugas akhir mahasiswa di tengah corona.
“Dosen Pembimbing dapat memberikan alternatif pengerjaan dan penyelesaian Tugas Akhir agar mahasiswa tidak dirugikan, dengan tetap menjaga pemenuhan capaian pembelajaran mata kuliah (learning outcomes) yang ditetapkan untuk Tugas Akhir,” ujar Arief.
Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Direktur Pendidikan ITB No. No. 244/IT1.B04.2/PP/2020 tanggal 2 April 2020 tentang Tugas Akhir/Tesis/Disertasi, Kriteria Kelulusan, Batas Waktu Studi, dan Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP).
Dalam situasi wabah pandemik corona, kegiatan penyusunan tugas akhir turut terdampak karena kebijakan physical distancing. Semua pihak membatasi kegiatan fisik sehingga mahasiswa pun tak bisa menyusun skripsi dengan maksimal. (komp)
