Oleh : Taufik Hidayat *
EDUNEWS.ID – 3 Maret 2022. Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH UH) genap memasuki usia 70 tahun. Pada awal pembentukannya, FH UH merupakan cabang Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia. Satu dari tiga fakultas yang menjadi cikal bakal rumah besar monumen intelektual Universitas Hasanuddin.
Hari ini menjadi lonceng penanda bahwa 70 tahun lalu telah lahir mata air pengetahuan yang hingga kini terus menyegarkan dan memberikan pengabdian terbaik untuk bangsa dan negara di tengah kondisi penegakan hukum yang terkadang mengkhianati prinsip keadilan.
Usia 70 tahun dalam institusi pendidikan adalah usia yang sudah sangat dewasa, telah memasuki pikiran yang penuh dengan nilai kebijaksanaan dan keadilan. 70 tahun FH UH mengiringi dinamika pendidikan tinggi hukum di tanah air, telah memberikan kontribusi besar dalam pembangunan hukum nasional. Kedewasaan ini tentunya memerlukan kematangan dalam berpikir, bertindak demi menghadirkan perubahan ke arah yang lebih baik. Sangat penting menyusun dan mempersiapakan jalan hidupnya kedepan.
FH UH harus mempersiapkan diri memikul amanah yang semakin besar dalam menghadapi perkembangan zaman yang menjadi peluang sekaligus tantangan. Jika mampu beradaptasi dengan cepat, maka kita akan menjadi pemenang. Sebaliknya, jika tidak mampu, maka akan tertinggal.
Memasuki era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiquity) dan disrupsi -dimana perubahan besar sangat cepat terjadi-, maka sesuai Tema Dies Natalis yang diangkat yaitu “FH-Unhas: Creating Innovation in Diversity Responsive Law”, dapat dimaknai sebagai ikhtiar untuk membantah bahwa “het recht hink achter de feiten aan” (hukum tertatih-tatih mengejar peristiwa yang terjadi di masyarakat).
FH UH bertekad menciptakan inovasi responsif dengan tujuan menjawab berbagai peristiwa hukum yang dihadapi masyarakat dengan cara atau proses pengembangan baru untuk memperbaiki proses atau sistem yang lama.
Dies Natalis ke 70 tahun ini harus disyukuri. Dijadikan tak sekadar momen seremonial, tapi harus menjadi monumen. FH UH dapat bergerak cepat sampai saat ini (dengan berbagai prestasi dan kontribusi yang telah diberikan), tentunya tidak lepas dari kerjasama seluruh Sivitas Akademika. Terkhusus Pimpinan Fakultas, Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum., sering mengatakan bahwa “dimanapun Engkau diberikan tugas dan tanggung jawab, maka besarkanlah tempat itu. Maka Engkau akan ikut besar bersamanya.”
Dies Natalis ini juga momentum untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum maksimal. Dapat kita lihat bersama pembangunan sarana dan prasarana di FH UH tidak pernah berhenti. Hal ini dilakukan demi kenyamanan seluruh Sivitas Akademika FH UH. Namun, saya juga meyakini bahwa kampus itu bukan hanya soal bangunan, tapi juga soal suasana dan insan manusia.
Maka selain pembangunan infrastruktur dan keilmuan hukum, penting juga dipikirkan konsep pembangunan moralitas mahasiswa hukum ideal. Dimasukkan dalam program fakultas. Saya teringat peribahasa latin mengatakan, “Quid leges, sine moribus” (tiada arti hukum tanpa moralitas). Saya sepakat bahwa akreditasi jurusan, pemikiran, dan gagasan kita harus mendunia. Tapi saya juga memahami bahwa jiwa, etika dan budaya kita harus tetap lokal.
Kemudian menjadi hal yang tentunya harus diperhatikan dan dirumuskan di usia 70 tahun ini, adalah suatu sistem terpadu terkait tantangan digitalisasi pendidikan tinggi hukum saat ini untuk peningkatan bidang akademik, pelayanan administrasi, keamanan area fakultas, karir alumni, serta bidang lainnya. Untuk itu, perbaikan tentunya harus selalu dilakukan.
Selamat Dies Natalis ke 70 Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Semoga semakin berjaya dalam menjaga marwah penegakan hukum dan selalu tegak lurus di jalan akademik dan keadilan. Tetap tumbuh.
*) Penulis adalah Mahasiswa Departemen Hukum Tata Negara Universitas Hasanuddin dan Presiden BEM FH UH Periode 2020-2021.
