Nasional

Analis Politik : Jika Head to Head, Peluang Anies Lebih Besar Lawan Prabowo

JAKARTA, EDUNEWS.ID– Survei Litbang Kompas menunjukkan Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo masih menempati urutan tiga teratas dan unggul dari tokoh-tokoh lainnya. Walaupun Prabowo memimpin, tetapi elektabilitas Ganjar dan Anies ketat pada posisi kedua dan ketiga.

Analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago melihat peluang kompetisi dua nama justru akan terjadi pada Anies-Prabowo.

“Anies memang terlihat trennya lebih bagus ke depannya ketimbang Prabowo, kalau misalnya kalau tidak ada calon lain, head-to-head Anies versus Prabowo. Tetapi kans Anies lebih menjual dan lebih punya peluang memenangkan kontestasi elektoral,” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (4/3/2022).

Terkait nama-nama kepala daerah yang mendominasi potret pilihan publik sebagai calon presiden, Pangi menyebutkan bahwa saat ini memang publik lebih mudah menandai calon pemimpin dari yang terlihat riil dan konkret.

“Saya melihat publik lebih mudah menilai kinerja kepala daerah, karena langsung bersentuhan dengan masyarakat, riil dan lebih kongkret dibandingkan ketua partai dan menteri. Kerjanya lebih bisa langsung dirasakan oleh masyarakat,” ujar dia.

Oleh karenanya, lanjut Pangi, Anies, Ganjar dan Prabowo sama-sama masih punya panggung untuk terus menggelembungkan rating elektoralnya dari sekarang.

Meski Pangi menilai ada kemungkinan elektabilitas menurun ketika sudah tidak punya jabatan lagi, sehingga tidak lagi menjadi sorotan dan perbincangan publik juga media.

Perilaku pemilih masih tetap lebih melihat kinerja prestasi dan itu harus mudah diketahui publik atau masyarakat terkait apa yang mereka kerjakan, sehingga kerja kepala daerah adalah kerja elektoral,” ujar Pangi.

Setiap prestasi, capaian dan keberhasilannya sebagai kepala daerah, sambung Pangi, secara otomatis menjadi bonus elektoral untuk modal pilpres. Bonus elektoral itu bisa berupa peningkatan popularitas, tingkat disukai, tingkat penerimaan (akseptabilitas), hingga keterpilihan (elektabilitas).

“Jadi pilpres itu sebetulnya hanya bonus, yang dilihat publik apa yang mereka bisa lakukan, apa bukti kinerjanya, sehingga masyarakat bisa yakin untuk memilihnya,” tutup dia.

sumber : merdeka.com

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

Kirim Berita

  • redaksi@edunews.id
  • redaksiedunews@gmail.com

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

To Top