DAERAH

KNPI Luwu Timur Buka Suara : Rakyat Hanya Penonton di Tengah Gempita Tambang Nikel Triliunan

Ketua DPD KNPI Luwu Timur, Ibriansyah Irawan

LUTIM, EDUNEWS.ID – Julukan “tidur di atas bebijian Nikel” memang tak salah disematkan pada Luwu Timur. Wilayah ini, bagai permata tersembunyi, kini menempati posisi kedua dalam realisasi investasi terbesar di Sulawesi Selatan. Angka triliunan rupiah mengalir deras, terutama dari sektor tambang yang mulai mengarah ke hilirisasi ambisius, didorong pemerintah pusat sebagai pusat Kawasan Industri Nikel. Namun, di balik gemerlap angka dan janji manis hilirisasi, sebuah pertanyaan provokatif menggantung dari kalangan pemuda daerah: Masyarakat Luwu Timur, sebenarnya dapat apa dari semua kekayaan alamnya ini

Ketua DPD KNPI Luwu Timur, Ibriansyah Irawan mengungkapkan, meskipun digadang-gadang akan membuka lapangan kerja luas dan meningkatkan pendapatan daerah, realitas di lapangan menunjukkan kesenjangan yang mencolok.

“Pertumbuhan ekonomi Luwu Timur memang tinggi, tapi kenyataan di lapangan, belum semua warga benar-benar merasakan manfaat langsung dari pertumbuhan itu,” ungkap Ibriansyah Irawan, yang juga seorang alumni Pascasarjana UM Palopo ini Senin (14/7/2025).

Ia menyoroti data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Luwu Timur yang sempat melampaui lima persen pada 2023. Meski angka ini berhasil turun sedikit pada 2024, Ibriansyah menganggapnya sebagai pertanyaan besar.

“Industri tambang sibuk berproduksi, investasi miliaran rupiah terus masuk, tetapi lapangan kerja yang layak bagi masyarakat lokal masih fluktuatif,” kritiknya.

“Artinya, pekerjaan belum benar-benar tercipta secara merata dan konsisten bertambah, apalagi bagi wilayah di luar pemberdayaan lingkar tambang,” tambahnya.

Menurut Ibriansyah, persoalan ini bukan melulu soal kompetensi. “Masyarakat kami, terutama generasi muda, sebenarnya memiliki potensi besar. Banyak anak muda Luwu Timur yang cerdas, rajin, dan siap bekerja keras,” tegasnya.

“Yang mereka perlukan adalah akses pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri, serta peluang kerja yang adil dan transparan. Jika tidak diberikan ruang, kita akan terus mengulang pola lama: tambang ramai, tapi rakyat hanya menjadi penonton di tanah sendiri.”

Kontraktor Lokal Dipinggirkan

Menurut Ibriansyah, Selain minimnya penyerapan tenaga kerja lokal secara merata, Ibriansyah juga menyoroti peran kontraktor daerah.

“Hari ini, sebagian besar proyek besar di industri tambang masih dikerjakan oleh kontraktor nasional,” kata Ibriansyah. Ia menekankan bahwa ini adalah celah besar yang harus diperbaiki.

“Kalau benar kita ingin tambang menjadi pendorong ekonomi daerah, maka kontraktor lokal harus menjadi bagian integral dari ekosistem industri ini,” desaknya.

Menurutnya, pelibatan kontraktor lokal sangat krusial. “Pertama, agar perputaran ekonomi tidak lari keluar daerah, melainkan berputar di Luwu Timur. Kedua, kontraktor lokal jauh lebih memahami kondisi geografis, sosial, dan budaya setempat. Ketiga, mereka akan membuka banyak lapangan kerja tambahan bagi warga sekitar,” paparnya.

“Artinya, keterlibatan kontraktor lokal bukan hanya soal keadilan, tapi juga strategi pembangunan ekonomi berbasis masyarakat yang terabaikan.”

Isu tambang tak hanya berkutat pada angka ekonomi. Ada persoalan sosial dan lingkungan yang tak kalah penting, namun sering terlupakan. Konflik antara tambang dengan masyarakat dan kerusakan lingkungan bukanlah hal baru.

“Masyarakat lokal harus diberi ruang untuk terlibat dalam pengawasan lingkungan, bukan hanya sebagai pekerja,” pinta Ibriansyah. “Mereka harus menjadi mata dan telinga yang memastikan industri tambang berjalan dengan cara yang benar dan bertanggung jawab.” Tanpa partisipasi aktif dan pengawasan dari masyarakat yang terdampak langsung, janji pembangunan berkelanjutan bisa jadi omong kosong belaka.

Sebagai Ketua DPD KNPI Luwu Timur, Ibriansyah Irawan memimpikan Luwu Timur tidak hanya dikenal karena cadangan nikelnya yang melimpah, tetapi juga karena masyarakatnya yang maju, terampil, berdaya saing, dan sejahtera.

“Mari kita pastikan bahwa ‘Ramai Tambang di Luwu Timur’ bukan hanya cerita angka-angka besar di laporan investasi,” tutupnya dengan nada penuh harap.

“Tetapi benar-benar menjadi kisah kebangkitan rakyatnya. Karena tambang seharusnya ada untuk menyejahterakan manusia secara merata. Tambang di Luwu Timur tidak boleh hanya menghasilkan nikel, tetapi harus menghasilkan masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakatnya,” pungkasnya. (**)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

Kirim Berita

  • redaksi@edunews.id
  • redaksiedunews@gmail.com

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

To Top