MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Belum lama ini warga Sulsel didengarkan berita heboh tentang pemerkosaan seorang siswi SMA di Kab. Gowa.
Mirisnya, pelaku pemerkosa diduga Petugas Banpol (Bantuan Polisi) dan terjadi di WC Polres Gowa.
Fenomena ini menjadi sorotan PC (Pimpinan Cabang) IMM (Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah) Gowa. IMM meminta Kapolri untuk segera mengevaluasi Polres Gowa atas kasus kekerasan seksual yang telah viral ke masyarakat.
“Seharusnya Kapolri telah melakukan evaluasi terhadap bawahannya, terlebih di lingkungan Kapolres Gowa. Peristiwa pemerkosaan di Polres Gowa adalah kejadian yang sangat disayangkan,” ucap Ian Hidayat selaku Kabid Hikmah IMM Gowa, dalam keterangannya kepada edunews.id, Senin (6/11/2023).
Menurut Ian, tindak pidana pemerkosaan dan pelecehan seksual sering terjadi, akan tetapi kepolisian selalu menyalahkan korban. Akibatnya, korban pelecehan dan pemerkosaan seringkali trauma dan takut melapor ke polisi.
“Sudah banyak kejadian kekerasan seksual dan pemerkosaan, baik di lingkungan kampus, sekolah, bahkan paling parah di lingkup Polres Gowa. Dalam hal penyelesaian pidana selalu jalan di tempat. Dampaknya, pelaku bebas berkeliaran, sedangkan korban terperangkap dalam rasa takut dan trauma,” tegas Ian.
Sedangkan Adam Ranterapa selaku Ketua Umum IMM Gowa menyayangkan kejadian tersebut.
“Semestinya institusi kepolisian menjadi penyedia rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Bagaimana mungkin kasus pemerkosaan terjadi di dalam institusi penyedia, pemberi serta pelopor rasa aman. Kejadian ini sangat disayangkan,” sebut Adam.
Adam mengatakan akan melakukan konsolidasi. Secara organisasi IMM akan menuntut agar Polres Gowa segera dievaluasi.
“Kami secara organisasional telah membangunan komunikasi serta akan mengadakan konsolidasi internal IMM Gowa. Kami menunggu akuntabilitas dan transparansi seluruh kepolisian untuk menangani kasus seperti ini,” jelasnya.
