MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Setiap partai memiliki visinya masing-masing. Selain visi, partai juga memiliki sebuah ideologi. Rocky Gerung, pengamat politik, pada satu waktu pernah mengatakan bahwa PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) berideologi sosialisme.
Namun nyatanya, Hasto Kristiyanto selaku Sekjend (Sekretaris Jenderal) DPP (Dewan Pimpinan Pusat) tak setuju kalau PDI-P dianggap berideologi sosialis maupun komunis.
“Kalau kami (PDI-P) itu dari tengah ke kiri. Kalau PKS dari tengah ke kanan. Kalau Golkar itu tengah. Kira-kira seperti itu dalam teori politiknya,” jelas Hasto.
Ia menjelaskan kalau dalam konstelasi politik ada beberapa haluan, di antaranya kiri, kanan, dan tengah.
“Cerminannya progresif. Progresif itu kiri, itu dalam konstelasi politik. Jadi kalau yang belajar dasar-dasar teori politik maka konfigurasi politik di manapun itu selalu right (kanan), centre (tengah), and left (kiri),” ucap Hasto yang menurutnya PDI-P lebih ke arah haluan kiri karena mencerminkan progresivitas.
Hal tersebut Hasto ucapkan dalam sambutannya saat Pembukaan Rakerda PDI-P Banten, di Kantor DPD PDI-P Banten, Serang, pada Minggu (10/9/2023) kemarin.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan mengapa haluan kiri itu bukan ideologi komunis ataupun sosialis.
“Right itu adalah konservatif; tengah itu centre yang meramu catch all party, partai dengan target semua tanpa diferensiasi ideologis yang jelas; kalau yang kiri itu progresif, kiri itu bukan komunis bukan sosialis,” tambah Hasto.
Akhir kesempatan, Hasto menyampaikan apapun haluan partai politik, Pancasila tetap dilihat sebagai satu hal yang sama. Bedanya kalau di haluan kiri hanya terletak pada progresivitas dalam merombak tatanan yang mengisap masyarakat.
“Maka itu progresif. Tidak bisa menghilangkan pengisapan penjajahan dengan cara nuwun sewu. Penjajah mau menjajah, silakan pergi dari tanah air. Tidak bisa dengan cara-cara seperti itu. Keadilan sosial itu juga progresif,” tutup Hasto.
