MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar kembali melakukan penguatan jejaring melalui pembentukan shelter warga di Kelurahan Buntusu, Rabu (27/7/2022).
Berbagai elemen memadati ruangan, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tenaga pendidik, RT RW, Babinsa, Binmas Bhabimkantibmas, dan lain sebagainya.
Warga nampak antusias mengikuti pemberian materi dan sesi diskusi dengan berbagai isu keluarga, termasuk anak.
Beberapa warga mengaku bimbang terkait banyaknya pengaruh lingkungan terhadap karakter anak yang seringkali luput dikendalikan.
“Tabe. Jujur ini salah satu yang paling bermasalah itu adalah sistemnya. Sekarang akses anak terhadap gadget atau alat komunikasi itu besar. Ya karena mungkin selain dibebaskan orang tuanya, di sekolah juga itu sudah sebagai alat belajar,” ungkap salah satu warga, Muh. Yusuf.
Dia melanjutkan bahwa anak seringkali mengakses hal lain di luar peruntukan pembelajaran.
“Kita minta ini juga bisa dicarikan solusi ke depannya jika terbentuk shelter warga. Bagaimana agar anak benar benar bisa dibatasi, terutama soal akses ke situs dan aplikasi tertentu. Diskominfo juga carikan solusinya, karena merusak sekali itu,” sambung Yusuf yang juga merupakan tenaga pendidik.
Di samping itu, warga lainnya juga menyuarakan agar anak secara rutin diikutkan dalam kegiatan spritual atau agama.
“Kami ada sekolah tahfidz. Mereka diberikan didikan kesadaran, bukan melalui kekerasan. Contohnya jika mereka tidak salat, kita bisa suruh membaca Al Quran 1 juz. Kalau hal hal begini kita lakukan, Insya Allah akan tertanam dalam hati mereka hal yang baik. Dan kasus kasus seperti kekerasan tidak ada lagi,” tambah Imam Kelurahan, Yambas.
Fungsional Peksos Bidang Perlindungan Perempuan DP3A, Andi Erliana, menyatakan akan berupaya mengakomodir masukan warga.
“Kita akan berupaya menjembatani masukan masukan warga, termasuk soal aplikasi yang sering diakses anak itu. Nah, makanya kita juga gencar edukasi ke anak anak,” tukasnya.
