MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Pada tahun 2016 yang lalu, Pemerintah Kota Makassar mengeluarkan keputusan melalui SK Walikota Makassar Nomor 1388/474.05/Kep/X/2016 tentang Pembentukan Shelter Warga.
Shelter Warga ini adalah layanan langsung, cepat, aman bagi perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan. Selain itu, masyarakat dilibatkan untuk melakukan pencegahan, penanganan serta pendampingan kasus.
Uniknya, Inovasi Pemkot ini merupakan yang pertama dan satu satunya di Indonesia. Shelter warga mengandung pendekatan baru yang berbeda dalam pelayanan korban kekerasan perempuan dan anak.
Pada 5 September 2016, dibuat program percontohan Shelter Warga di 5 kelurahan (Manggala, Maccini Parang, Maccini Sombala, Pannampu, Tamamaung).
Setelah itu, direplikasi pada Oktober 2016 di Kelurahan Batua. Adapun tahun 2021 lalu, jumlah Shelter Warga yang direplikasi ke kelurahan lainnya sudah sebanyak 40 shelter dan tersebar di Kota Makassar.
Berdasarkan penelusuran edunews.id, berikut 5 layanan yang tersedia di masing masing Shelter Warga :
1. Layanan berbasis pada kelurahan. Diharapkan dapat menyentuh langsung inti permasalahan masyarakat terkecil, khususnya persoalan rumah tangga.
2. Melibatkan partisipasi warga dimana sekretariat tim dan shelter warga (rumah aman sementara) berada di rumah warga.
Shelter Warga adalah sebuah gerakan masyarakat yang terkoordinasi di tingkat kelurahan untuk berpartisipasi terhadap pemenuhan hak anak, perlindungan, pencegahan serta pelayanan perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan.
3. Mendahulukan proses mediasi dalam menyelesaikan kasus. Adapun kasus berat akan diteruskan ke kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTDPPA) dan pihak Kepolisian Kota Makassar.
4. Didukung berbagai pihak. Shelter mempunyai jejaring kuat dengan SKPD terkait, PH, Kejari, Depag, BAPAS, NGO, PT, dan Psikiater.
5. Pelayanan langsung, cepat, terbuka, dan sedia setiap saat.
