MAKASSAR, EDUNEWS.ID – DP3A Kota Makassar melaksanakan Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Kebijakan, Program dan Kegiatan Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan di Hotel Ibis Styles, Senin (27/11/2023).
Kegiatan bertema Penguatan Peran Tokoh Agama, Masyarakat dan Kelompok Majelis Taklim dalam Upaya Pencegahan KTP/A dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
Kepala DP3A Makassar
Kepala DP3A Makassar Achi Soleman mengatakan masa kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan membutuhkan partisipasi semua pihak.
“Saya mengapresiasi kepada semua komunitas perempuan yang lantang menyuarakan anti kekerasan perempuan,” ucap Achi membuka kegiatan.
Kanit PPA Polrestabes Makassar Iptu Syahuddin Rahman selaku narasumber pertama mengatakan faktor ekonomi menjadi alasan utama kekerasan terhadap perempuan.
Syahuddin menyinggung kasus Prostitusi Online yang marak terjadi.
Pihaknya mengaku kesulitan menyelesaikan perkara Prostitusi lantaran mayoritas korban adalah pelaku Prostitusi.
“Hal yang menyulitkan kita adalah dimana korban juga merupakan pelaku prostitusi,” ujar Syahuddin.
Dia pun menilai solusi menyelesaikan masalah Prostitusi online adalah dengan menutup aplikasi seperti me chat.
“Salah satunya jalan adalah bagaimana me chat ini ditutup. Semoga setelah ini semua stakeholder bisa duduk bersama untuk mendiskusikan tentang ini,” harapnya.
Mewakili Polrestabes Makassar, Syahuddin menyampaikan terima kasih kepada DP3A telah membantu penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sejauh ini.
Sementara Warida Safie selaku Direktur ICJ Makassar memaparkan hak-hak perempuan dan anak dalam keluarga.
“Banyak istri yang bercerai tapi tidak mengurus persoalan hak-hak anaknya, sehingga setelah bercerai, dia tidak mampu menghidupi kebutuhan anaknya tadi,” ujar Warida.
Dari pantauan edunews.id dilokasi, kegiatan dihadiri oleh berbagai kalangan seperti Persit Bhayangkari, PKK Kota Makassar, Dharma Wanita Kota Makassar, Shelter Warga, NGO dan Kelompok Mahasiswa.
