JAKARTA, EDUNEWS.ID-Rektor sejumlah universitas di Jawa Tengah membuat video apresiasi terhadap legasi Presiden Joko Widodo. Mereka yang membuat video itu, antara lain, Rektor Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama Kebumen Imam Satibi, Rektor Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Akhmad Sodiq, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jebul Suroso. Ada yang mengakui ada permintaan untuk membuat video itu, ada pula yang bungkam.
Rektor Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen Imam Satibi menyampaikan, videonya yang berisi tentang ajakan pemilu damai serta apresiasi terhadap Presiden Joko Widodo merupakan bentuk respons pada kondisi terkini di Tanah Air. Ia mengakui ada permintaan untuk video itu dari beberapa pihak, tetapi konten video tersebut murni dari pikirannya sendiri.
”Untuk konten tidak ada (pengondisian) sama sekali. Ada yang pernah menyampaikan, ‘Mas, coba membuat pernyataan tentang pemilu damai’. Cuma itu saja, memang pernah ada yang menyampaikan dari beberapa pihaklah. Tapi, secara konten itu tidak ada sama sekali. Itu murni dari pikiran saya, isinya itu. Bukan pesanan, misalkan harus ngomong ini, ngomong itu sama sekali,” kata Imam saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2024).
Imam mengatakan, video itu dibuat oleh tim di kampusnya dan disebarkan ke beberapa media. ”Itu bagian dari respons kami juga. Artinya, ada masyarakat yang mintalah dan sebagainya. Kebetulan kita di bawah NU, jadi dari masyarakat NU, dari kesepuhan NU juga banyak yang minta juga itu, lho, sikap-sikap dari perguruan tinggi NU. (Video) dikirimkan ke beberapa media, tetapi saya tidak hafal ke mana saja,” paparnya.
Imam mengatakan, video itu merupakan bagian dari respons UMNU dalam menyikapi dinamika dan fenomena yang ada. Oleh karena itu, dia menilai, sah saja jika pihaknya membuat opini atau pernyataan semacam itu.
”Apa yang mendasari itu, kita terus terang ingin betul-betul pemilu ini harus berjalan sesuai dengan kalender yang ada, sesuai jadwal yang ada, sesuai dengan tahapan yang ada karena waktu tinggal beberapa hari sehingga ini harus kita kawal,” kata Imam.
Ia berpandangan, persoalan perbedaan pilihan calon presiden (capres) adalah hal yang biasa. Namun, jika ada hal-hal yang dapat mengakibatkan tertundanya atau mungkin mengakibatkan ketidakpercayaan pada pemilu, itu harus dicegah.
”Jangan sampai belum pemilu, orang sudah tidak percaya. Ini bisa fatal kalau sampai pada penyelenggara pemilu tidak percaya. Menurut saya, kita harus mencoba menghindari jangan sampai ada gerakan-gerakan massa yang kira-kira menjadikan pemilu ini tidak berjalan dengan baik,” paparnya.
Dalam video berdurasi 2 menit 16 detik, Imam mengenakan jas warna putih tulang dan berpeci. Imam menyampaikan bahwa pemilu adalah hal yang penting dan harus dijaga. Imam juga mengapresiasi Presiden dan penyelenggara pemilu yang sudah sedemikan rupa menyelenggarakan pemilu secara baik dan berkualitas.
Video hampir serupa juga muncul dari Rektor Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Akhmad Sodiq dan Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jebul Suroso. Akhmad dalam video berdurasi 3 menit mengenakan batik dan berpeci menyampaikan apresiasi terhadap legasi Presiden Jokowi dalam kepemimpinan dua periode.
Presiden disebut sebagai negarawan yang berjasa bagi Indpnesia dan berprestasi. Akhmad juga mengatakan, Pemilu 2024 menjadi ajang mencari pemimpin terbaik bangsa yang akan meneruskan kepemimpinan Presiden.
Adapun Jebul Suroso dalam video yang dua hari lalu diunggah di akun TikTok UMP @ump.ac.id menyampaikan terima kasih atas kehadiran Presiden Joko Widodo yang telah datang ke UMP pada 3 Januari 2024. Jebul juga mengapresiasi legasi Presiden yang telah dihasilkan untuk kemajuan Indonesia.
sumber : kompas.id
