BEKASI, EDUNEWS.ID – Kebiasaan manusia yang tidak mengolah sampah dengan baik, termasuk membuangnya secara asal di laut dapat memicu dampak berkepanjangan.
Hal ini disampaikan Chuldyah J. Harsindhi (Education and Advocacy Bureau Staff of DPP KNTI), dalam Webinar Sea Savers oleh Public Relations President University, Jumat (1/4/2022).
“80% sampah laut berasal dari daratan. Jenisnya beragam, mulai dari sampah plastik, kaleng kalengan, kaca dan kayu yang tidak mudah terurai, dan masih banyak lagi,” terang Chuldyah.
Secara umum, lanjutnya, sampah laut tidak hanya mengganggu kehidupan biota laut namun selanjutnya akan mempengaruhi sektor kehidupan lain, seperti pariwisata dan ekonomi.
“Bahkan karena biota laut, ikan kecil itu banyak yang memakan plastik kecil atau microplastic, tentu ini menjadi racun dalam siklus rantai makanan. Berakhir di meja makan kita sendiri, akhirnya berdampak pada kesehatan,” sambungnya.
Chuldyah pun mengajak semua partisipan Webinar untuk menjaga laut secara konsisten.
“Mulai dari kita sendiri. Biasakan jangan buang sampah sembarangan, biasakan pilah sampahnya, jangan sembarangan melakukan hal yang bisa merusak ekosistem dan tingkatkan aksi kita secara konsisten,” pungkasnya.
