Ahmad Sahide

Lionel Messi; Lahir untuk sepakbola

Ahmad Sahide

Oleh : Ahmad Sahide*

OPINI, EDUNEWS.ID-Perhelatan turnamen sepakbola terbesar di dunia telah selesai di Qatar pada 18 Desember 2022 di mana partai puncak memertemukan dua tim terbaik di dunia yang juga diisi oleh pemain-pemain bintang. Kedua tim itu adalah Argentina versus Perancis. Di timnas Argentina, ada Lionel Messi sementara di timnas Perancis ada Kylian Mbappe, bintang muda sepakbola dunia saat ini. Kedua pemain inilah yang disorot menjelang partai puncak tersebut untuk membuktikan siapa yang terbaik di antara keduanya. Meski Messi sudah tujuh kali mencicipi gelar sebagai pemain terbaik dunia sementara Mbappe belum pernah. Mungkin ini hanya persoalan waktu saja.

Laga puncak yang menyuguhkan tontonan menarik ini akhirnya dimenangi oleh Argentina melalui adu pinalti dengan skor 4-2 setelah kedua tim bermain imbang 3-3 selama 120 menit. Kemenangan Argentina menjadi juara Piala Dunia yang ketiga kalinya ini terasa spesial karena menjadi penyempurna karir bintang mereka untuk dinobatkan sebagai legenda sepakbola, yaitu Lionel Messi. Kita tahu Brasil punya legenda sepakbola, yaitu Pele, dan Argentina punya Diego Maradona. Kedua pemain lahir dari generasi yang berbeda, tapi keduanya berhasil mengantarkan negaranya menjadi kampiun sepakbola dunia. Lalu bagaimana dengan Messi?

 

Lahir untuk sepakbola

Messi adalah anugerah terindah untuk para pencinta sepakbola dunia di abad kedua puluh satu ini dengan kelihaiannya mengolah sikulit bundar di atas lapangan hijau. Messi sudah berkali-kali membuat para penikmat sepakbola dunia berdecak kagum dengan caranya menggiring bola mulai dari tengah lapangan, melewati hadangan beberapa pemain hingga akhirnya berbuah gol. Bahkan terkadang pemain lawan pun ‘menikmati’ gocekan dan gol-gol indah dari Messi. Tidak heran jika sepanjang karirnya, Messi telah menghipnotis banyak penggemar sepakbol di dunia. Banyak orang mengatakan bahwa Messi bukan manusia biasa, di adalah ‘alien’ yang memang dilahirkan untuk sepakbola. Barcelona, klub yang membesarkannya pun mendapatkah berkah luasa biasa dengan memiliki Messi sebagai bagian penting dari tim selama kurang lebih dua puluh tahun lamanya. Selama Messi berseragam kostum Barcelona, klub ini mendominasi La Liga.

Di Liga Champions, Messi empat kali membawa klub catalan ini Berjaya di level Eropa dengan menjuarai Liga Champions. Messi kemudian sudah tujuh kali dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia. Terbanyak dari pemain manapun dari generasi ke generasi. Hanya Cristiano Ronaldo yang mendekati rekor Ballon D’OR Messi, yaitu lima kali. Olehnya itu Messi dan Ronaldo selalu menghadirkan perdebatan terkait siapa yang terbaik di antara keduanya. Namun kini, dengan selesainya pergelaran Piala Dunia di Qatar dengan Argentina keluar sebagai juaranya telah menyelesaikan perdebatan ini. Messi adalah yang terbaik, bukan hanya di antara dirinya dengan Ronaldo, bahkan dia sering disebut-sebut sebagai Greatest of All Time (GOAT). Salah satu alasan mengapa Messi selalu diragukan untuk sejajar dengan Diego Maradona adalah karena Messi belum pernah mengantarkan negaranya untuk meraih gelar Piala Dunia pada era keemasaanya. Bahkan Copa Amerika selalu gagal diraih oleh Timnas Argentina Bersama Messi. Messi hanya berkali-kali mengantarkan Argentina sebagai runner up di beberapa turnamen besar.

Pada final Copa Amerika 2007 di mana Messi sudah menjadi bintang muda Argentina pada saat itu, Argentina harus menyerah dari Brasil dengan skor 0-3. Lalu pada 2014, Messi berhasil membawa Argentina ke final Piala Dunia yang berlangsung di Brasil, tapi Messi Kembali gagal mempersembahkan gelar untuk Argentina. Messi dan kawan-kawan harus menyerah dari German 0-1 pada babak tambahan waktu. Keberhasilan Messi mengantarkan Argentina menjadi runner up Piala Dunia belum dianggap sebagai prestasi bagi tim sekelas Argentina yang mempunyai pemain top dunia, seperti Messi. Lalu pada Copa Amerika 2015, Messi Kembali gagal di final melalui adu pinalti melawan Chile. Pada pergelaran Copa Amerika Centenario 2016, Messi Kembali membawa Argentina ke final dan Kembali bertemu Chile. Lagi-lagi Argentina kalah melalui adu pinalti. Messi yang pada saat itu gagal menyarangkan gol lewat tendangan dua belas pas menyatakan dirinya pensiun dari timnas Argentina. Messi merasa bahwa dia tidak terlahir untuk timnas. Ini juga menjadi satu gambaran betapa besar tekanan yang dibebankan kepada Messi sebagai pemain terbaik dunia dengan berbagai penghargaan individu dan juga prestasi di klubnya. Pemain sekelas dan sebesar Messi seolah tidak sanggup memikul beban dan tuntutan yang cukup besar untuk timnas Argentina.

Pelatih Argentina pada saat itu berhasil membujuk Messi untuk Kembali ke timnas. Tapi pada pergelaran Piala Dunia 2018, Argentina tidak menampilkan penampilan yang memuaskan, bahkan hampir tersingkir dari babak penyisihan grup. Argentina lolos ke fase gugur sebagai runner up, menemai Kroasia. Argentina kemudian bertemu Perancis di fase enam belas besar. Hasilnya, Argentina menyerah 3-4. Perancis kemudian keluar sebagai kampiun pada pesta empat tahunan tersebut yang berlangsung di Rusia. Hasil dari Piala Dunia ini kemudian seolah menakdirkan Messi untuk tidak berjodoh berjaya bersama timnas Argentina. Percobaan selanjutnya dimulai pada 2019 pada pergelaran Copa Amerika. Kali ini Messi dan kawan-kawan Kembali tersingkir untuk mempersembahkan gelar bagi negaranya. Argentina kalah di babak semifinal melawan Brasil, yang juga keluar sebagai juaranya. Pada pergelaran Copa Amerika 2021, Messi kembali melakukan upaya di ujung karirnya untuk mempersembahkan gelar bagi Argentina. Hasilnya, Messi akhirnya berhasil mengangkat trophy pertamanya untuk Argentina. Argentina menang tipis, 1-0, melawan Brasil pada saat itu di final yang juga digelar di Brasil.

Kemenangan ini tentu sedikit membuat Messi lega dan beban di pundaknya sedikit berkurang. Setidaknya ada gelar yang dipersembahkan Messi untuk negaranya. Meski tuntutuan untuknya adalah gelar Piala Dunia. Sebagaimana Maradona mempersembahkan itu untuk Argentina. Maradona adalah legenda Argentina yang selalu dibanding-bandingkan dengan Messi dan Messi seolah berada di bawah bayang-bayang Maradona sebab Messi hanya mampu mengantarkan Argentina menjadi runner up Piala Dunia 2014. Itulah mengapa banyak yang meragukan Messi untuk diberi gelar GOAT sebab hanya bisa berjaya bersama klub, tidak untuk timnas. Pele dan Maradona, dua legenda besar dalam sejarah sepakbola telah mempersembahkan gelar Piala Dunia untuk negaranya. Sementara Messi hanya trophy Copa Amerika pada 2021.

Namun kini, dengan selesainya pergelaran Piala Dunia di Qatar pada 18 Desember kemarin di mana Messi berhasil mengantarkan negaranya mengangkat trophy Piala Dunia telah menjawab semua keraguan akan Messi yang dinobatkan sebagai GOAT. Gelar ini telah menyempurnakan perjalan karir sepakbola Messi dan itu diraih di penghujung karirnya setelah berkali-kali harus menangis karena kegagalan demi kegagalan. Gelar Piala Dunia untuk Messi pun dilihat sebagai sesuatu yang semestinya didapatkan untuk Messi mengingat kontribusinya untuk menghibur penikmat sepakbola dunia. Messi lahir untuk sepakbola, maka gelar ini pun seolah sudah ditakdirkan untuknya. Tuhan memberikannya di penghujung karirnya. Messi adalah kesempurnaan dari sepakbola baik untuk peran di lapangan maupun gelar. Messi bisa menjadi striker 09, bisa juga menjadi penyerang lubang, bahkan di Argentina sering berperan sebagai pengatur serangan, play maker. Dan Messi bisa memerankan semua itu dengan baik. Untuk gelar, Messi sudah mendapatkan semuanya. Dia berhasil mengantarkan Argentina menjadu juara dunia U-20 pada 2005, kemudian juara Olimpiade 2008, Copa Amerika 2021, dan Piala Dunia 2022. Di level klub, Messi mempersembahkan 10 gelar La Liga, 4 Liga Champions, dan juga juara dunia antar klub. Dari semua itu, Messi dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia sebanyak tujuh kali. Masihkah dia diragukan sebagai GOAT? Yang jelas dunia akan mengenang Messi dua puluh hingga seratus tahun lagi sebagaimana dunia selalu mengenang Pele dan Maradona.

Yogyakarta, 22 Desember 2022

Ahmad Sahide, Dosen Hubungan Internasional Program Magister Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penikmat Sepakbola

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Edunews.

Kirim Berita

Kirim berita ke email : [email protected][email protected]

ALAMAT

  • Jl. TB Simatupang, RT.6/RW.4, Jati Padang, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540 Telepon : 021-740740  – 0817 40 4740

__________________________________

  • Graha Pena Lt 5 – Regus Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Makassar Sulawesi Selatan 90234 Telepon : 0411 366 2154 –  0811 416 7811

Copyright © 2016-2022 Edunews.ID

To Top
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com