MAKASSAR, EDUNEWS.ID – UKM LKIMB UNM periode 2022-2023 kembali mengadakan dialog keagamaan sebagai salah satu rangkaian kegiatan Festival Maneka Warna Batch II yang bertemakan“Agama sebagai Simbol Perdamaian Dan Kontribusi Terhadap Peradaban” pada Senin, 14 November 2022 di Pelataran Phinisi UNM.
Kegiatan tersebut berlangsung sejak pukul 13:00 – 15:00 WITA, yang menghadirkan tokoh-tokoh agama sebagai pembicara serta perwakilan dari Kementrian Agama Sulawesi Selatan dan perwakilan dari Forum Kerukunan Umat Beragama untuk menyatukan pandangan terkait perdamaian masing-masing agama.
Pendeta John C. Simon dalam penyampaian materinya, memandang perdamaian sebagai unsur pokok dalam agama.
“Tanpa perdamaian diantara agama-agama, niscaya tidak ada perdamaian diantara bangsa-bangsa. Komunalisme Pancasila adalah ketuhanan yang berkebudayaan yang mana kita menyembah Tuhan dengan mengedepankan nilai toleransi,” tuturnya.
Adapun, Dalmas Wure, sebagai perwakilan dari Kemenag Sulses, menjelaskan nilai-nilai kebenaran dan kesucian selain, agama Kristiani.
“Agama selain Kristiani, juga mengandung kebenaran dan kesucian yang bisa memantulkan cahaya kebenaran demikian bagi agama-agama lain,” kata Dalmas.
Lain halnya, dengan bapak Yonggris selaku ketua Permabudhi Sulsel, yang memaparkan keprihatinannya terhadap cara beragama masa kini yang sudah melenceng dari yang sebenarnya.
“Agama itu buatan manusia, dimana didalamnya terdapat nilai yang bergantung kepada siapa yang menafsirkannya. Agama hadir untuk mengatur dan membatasi perilaku buruk manusia. Lalu kapan agama menjadi suatu konflik? Ketika ia bersekutu dengan kekuasaan dan uang,” papar Yonggris.
Bapak Sofian selaku pembicara dari FKUB pada penghujung kegiatan tersebut, menyampaikan pandangannya terhadap perbedaan yang merupakan sunnatullah.
“Banyak orang yang beragama tetapi tidak meragakan agama. Cara beragama kita saat ini harus diperbaiki baik dari teologi tauhid maupun dari sisi muamalah,” ungkap Sofian.
Pada akhir kegiatan, A. Muh Ashar, yang juga sebagai ketua panitia, menyampaikan harapannya pada kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini merupakan peringatan hari toleransi internasional. Saya berharap kegiatan ini dapat membina nilai toleransi serta memberikan pemahaman bagi peserta mengenau pentingnya toleransi dalam mewujudkan suatu perdamaian,” harap Ashar.
(Rilist/Asr)