JAKARTA, EDUNEWS.ID – Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hanya 12 persen anak-anak berusia lima sampai empat tahun mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar. Kemudian 14 persen cuci tangan dengan sabun sebelum makan, sedangkan 35 persen cuci tangan dengan sabun setelah makan.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad mengakui bahwa membentuk perilaku hidup sehat sejak anak-anak memang masih menjadi tantangan di Indonesia. Menurut dia, dalam hal ini sekolah berperan penting untuk mengajak siswa terlibat dalam upaya kebersihan lingkungannya.
“Anak-anak ini kurang dibiasakan membuang sampah pada tempatnya, kemudian tidak dilibatkan membersihkan jamban di sekolah,” tuturnya usai membuka Forum Pertukaran Pembelajaran Internasional Sanitasi Sekolah di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, Senin (14/11/2016).
Hamid menegaskan, sekolah harus mulai kembali mengaktifkan sistem piket kelas yang sudah mulai diabaikan. Bila perlu, ucap dia, tugaskan secara berkala siswa dalam membersihkan jamban atau toilet.
“Ini semua juga bagian pendidikan. Karena kalau dilatih sejak dini maka akan punya dampak di masyarakat. Minimal di keluarga mereka sudah membiasakan diri menerapkan pola hidup bersih,” terangnya.
Sekolah-sekolah di Bandung, imbuh Hamid, sudah memiliki sistem sanitasi yang baik. Dia berharap secara konsisten upaya tersebut bisa ditularkan kepada sekolah lainnya. Bahkan, sekolah tersebut juga akan menjadi lokasi studi banding 18 negara, seperti Filipina, India, Laos, Kamboja, China, dan negara di Asia lainnya.
“Mereka juga didampingi UNICEF. Dalam ajang ini kami harapkan ada transfer ilmu terkait sanitasi di sekolah,” pungkasnya.
![](https://edunews.id/wp-content/uploads/2024/03/Logo-EDUNEWS-1.png)