Pembaca : 204
KLATEN, EDUNEWS.id— Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, pendidikan vokasi harus melahirkan tenaga ahli yang tangguh dan berdaya saing internasional. Karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan penguatan sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan vokasi melalui beberapa dimensi.
Dimensi tersebut antara lain penguatan tata kelola kelembagaan melalui percepatan akreditasi sekolah dan sertifikasi, pembenahan kurikulum dan kualitas pembelajaran melalui penataan spektrum bidang keahlian dan peningkatan magang industri, penyediaan guru kejuruan dan tenaga pendidik yang kompeten melalui magang industri untuk guru, serta peningkatan kuantitas tenaga kerja lulusan SMK melalui penguatan portofolio lulusan.
Mendikbud mengatakan, saat ini yang dibutuhkan generasi muda tidak hanya skill atau keterampilan, tetapi juga mental yang tangguh. “Lulusan SMK harus sudah siap menghadapi tantangan global saat ini,” katanya saat kunjungan mendadak ke SMK Leonardo Pangudiluhur di Klaten, Jawa Tengah, Rabu, (10/8/2016) silam.
Ia menuturkan, pendidikan vokasi, khususnya di SMK, harus dapat memperhatikan jenis keterampilan dalam proses belajar mengajar. SMK harus bisa menyesuaikan jenis keterampilan dengan kebutuhan pasar, khususnya menyesuaikan daerahnya.
“Banyak keterampilan yang dibutuhkan lembaga kerja, dan kita juga harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhannya. SMK harus terus menaikkan nilai prestasi (grade) semakin tinggi, dan tidak hanya bersertifikasi nasional, tetapi juga bersertifikasi internasional,“ tutur Mendikbud.
Ia mengatakan, merujuk pada Nawa Cita Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pendidikan vokasi harus bisa menjadi andalan dalam meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
”Ini menjadi komitmen pemerintah untuk terus menguatkan pendidikan vokasi dalam menyiapkan generasi muda Indonesia yang produktif dan berdaya saing internasional. Bagi negara yang bisa melahirkan SDM yang unggul, maka negara tersebut akan menguasai pasar dunia,” ujar Mendikbud.
Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud mencatat, saat ini setidaknya terdapat 13.167 SMK yang didukung 287.717 guru kejuruan di Indonesia (data per Juni 2016). Ada sembilan bidang keahlian favorit di SMK yang diminati siswa, yaitu Teknologi dan Rekayasa (1.538.713 siswa), Teknologi Informasi dan Komunikasi (972.526 siswa), Kesehatan (197.738 siswa), Agribisnis dan Agroteknologi (186.554 siswa), Perikanan dan Kelautan (56.647 siswa), Bisnis dan Manajemen (1.182.091 siswa), Pariwisata (286.465 siswa), Seni Rupa dan Kriya (36.396 siswa), Seni Pertunjukkan (8.258 siswa).
Kunjungan kerja Mendikbud ke Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah, merupakan bagian dari kunjungan kerja bersama Menteri Perindustrian Erlangga Hertanto, Kedua menteri tersebut meninjau kawasan industri cor logam di Koperasi Batur Ceper dan SMKN 2 Klaten. Mendikbud memanfaatkan momentum itu untuk meresmikan mobil hybrid karya siswa SMK Muhammadiyah Imogiri Bantul. Dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Klaten, Mendikbud juga melakukan kunjungan mendadak ke SMK Ma’arif Yogyakarta, SMK Pangudiluhur Leonardo dan SMK Muhammadiyah Klaten Utara, untuk melihat perkembangan pendidikan vokasi di SMK-SMK.
[Kemdikbud]