JAKARTA, EDUNEWS.ID – Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) belum menjadi budaya di level sekolah. Pembudayaan PHBS di sekolah sangat penting, karena akan berdampak pada perilaku dan juga karakter peserta didik.
Perwakilan Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (TP UKS) Kota Bandung Susi Darsiti menuturkan, membudayakan peserta didik untuk memiliki perilaku hidup bersih dan sehat sangat krusial, agar program pemerintah dalam mengupayakan sanitasi yang baik bisa berjalan berkesinambungan.
“Program yang sudah digalakan TP UKS sejak lama, dari tahun 1980-an adalah program cuci tangan pakai sabun, hingga pentingnya sikat gigi, dan meminum obat cacing. Itu semua program lama. Namun yang menjadi prioritas saat ini adalah bagaimana hal tersebut bukan hanya sekedar program pemerintah, namun juga dibiasakan dilakukan sehari-hari oleh sekolah,” ucapnya ketika ditemui seusai diskusi ‘Generasi Berkualitas Dimulai dari Sanitasi Sekolah’ di Gedung Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (8/11/2016).
Adapun di Kota Bandung, dia menjelaskan, di tahun 2016 in terdapat 39 sekolah yang dijadikan percontohan untuk sanitasi berkualitas. Ke-39 sekolah tersebut tersebar di lebih dari 30 kecamatan, dan juga termasuk sekolah swasta dan juga madrasah.
“Kedepan akan kami tambah lagi jumlah sekolah. Namun setiap tahun ini kami lakukan secara bertahap, agar pelaksanannya juga berkesinambungan,”tuturnya.
Adapun Bandung menjadi salah satu kota percontohan di Indonesia untuk sanitasi sekolah yang berkualitas.
Diketahui rasio sanitasi nasional Indonesia menunjukan angka yang tidak ideal, terutama terkait ketersediaan toilet atau jamban. Saat ini angka rasio rata-rata nasional adalah 1: 90, atau satu jamban untuk 90 peserta didik. Sementara rasio ideal penyediaan toilet di sekolah adalah 1:60 untuk laki-laki, dan 1:50 untuk perempuan.