CIANJUR, EDUNEWS.ID – Dinas Pendidikan Cianjur, Jawa Barat, mencatat dari ratusan bangunan sekolah menengah pertama (SMP) di sana, 30% di antaranya dalam kondisi rusak. Minimnya anggaran yang tersedia menjadi kendala perbaikan sehingga hanya dilakukan manajemen skala prioritas.
Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama Disdik Cianjur, Rosidin, mengatakan SMP di Cianjur berjumlah 270 sekolah, terdiri dari 151 SMP negeri dan 119 SMP swasta. Mayoritas ruangan yang rusak didominasi sekolah swasta dan sebagian kecil SMP negeri namun jumlahnya dapat dihitung.
“Tingkat kerusakannya ada yang ringan, sedang, dan rusak berat sehingga setiap tahun Disdik memperbaiki sedikitnya 40 ruangan di setiap sekolah. Namun jumlah tersebut masih belum maksimal, sebab masih banyak sekolah yang kondisinya cukup memprihatinkan,” katanya, Sabtu (12/11/2016).
Setiap tahunnya Disdik memperbaiki sedikitnya 40 ruang kelas, tergantung pengajuan yang masuk dengan anggaran dari daerah, provinsi, dan pusat. Namun, menurut dia, tidak mengalirnya Dana Alokasi Khusus (DAK) 2016 membuat pihaknya menerapkan skala prioritas perbaikan ruang kelas.
“Ini kami lakukan karena anggaran yang dimiliki dinas terbatas, sehingga mana yang paling parah, baru diberikan alokasi perbaikan ruang kelas. Untuk wilayahnya menyebar, tidak terfokus pada wilayah tertentu, tapi kami akan berupaya ke depan supaya tidak ada lagi ruang kelas yang tidak layak atau rusak,” katanya.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Cianjur Cecep Buldan mengatakan, permasalahan ruang kelas tersebut harus segera ditangani. Perbaikan dapat diolah dari berbagai sumber, namun perlu keseriusan dari pihak dinas pendidikan untuk melakukan hal tersebut.
“Visi Cianjur lebih maju dan agamis tidak akan tercapai jika pendidikan tidak dibenahi. Kami mendukung pemkab untuk merombak struktur di Dinas Pendidikan karena yang selama ini kebanyakan duduk di depan meja, bukannya turun ke lapangan mulai dari pendataaan dan pemeriksaan. Kami harap ke depan ada perubahan,” jelasnya.
[Okezone]
