MEDAN, EDUNEWS.ID – Murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 046417, Desan Naman, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, antusias mengikuti pembelajaran di ruang kelas. Meskipun, kondisi sekolah mengalami kerusakan berat karena erupsi Gunung Sinabung.
Selain itu, beberapa kaca ruang kelas, pecah dan berjatuhan di lantai karena gempa bumi 5,6 SR pada Senin (16/1/2016) lalu sehingga sebagian besar ruang kelas tidak digunakan.
Gempa bumi itu mengakibatkan aktivitas belajar mengajar di SDN 046417 Desa Naman, terhenti keesokan harinya. Hanya 20 murid yang datang ke sekolah dari 250 orang. Pada umumnya murid tidak berani masuk ke ruang kelas. Dan proses belajar mengajar dilakukan secara bergantian.
Dewan guru sepakat murid yang belajar agama dipindahkan ke rumah dinas guru.
Jingkat Tarigan, Kepala Sekolah Dasar Negeri 046417 Desa Naman, mengatakan, dua hari pascagempa bumi, aktivitas belajar mengajar kembali aktif. Artinya, dewan guru sudah mengajar dan murid telah datang ke sekolah.
Letak rumah dinas guru yang ‘disulap’ sebagai ruang kelas berada di sisi belakang sekolah. Pemindahan tersebut dilakukan agar proses belajar mengajar tidak terganggu.
Kemudian, selama ini, rumah dinas guru tidak ditempati, sehingga digunakan sebagai ruang kelas darurat. Pascagempa, banyak murid yang merasa trauma sehingga tidak berani masuk ruang kelas.
“Kenapa kalian enggak masuk ke ruang kelas anakku. Jawabnya mereka masih takut. Semua menangis kemarin malam. Menjerit-jerit semua anak-anak. Bahkan kami yang besar menangis, pikir kami gunung mengamuk. Kaki saya sampai kaku tidak bisa berjalan,” ujarnya, kemarin (18/1/2017).
Dia menceritakan, pelataran sekolah digunakan warga untuk mengungsi. Artinya, masyarakat yang tinggal di seputaran sekolah mendirikan tenda sekadar untuk tidur. Namun, sebagian warga Desa Naman tidur di pelataran gereja.
Jingkat Tarigan, Kepala Sekolah Dasar Negeri 046417 Desa Naman, mengatakan, dua hari pascagempa bumi, aktivitas belajar mengajar kembali aktif. Artinya, dewan guru sudah mengajar dan murid telah datang ke sekolah.
“Tapi enggak semua siswa hadir ke sekolah, masih banyak bangku yang kosong karena masih trauma ataupun sakit. Atap ruang kelas sudah berlobang karena dampak erupsi Gunung Sinabung, karena berkarat dan bocor,” katanya.
Selain itu, akibat gempa satu dinding ruang kelas roboh dan tiga ruang kelas lainnya retak-retak. Karena itu, murid yang belajar agama dipindahkan ke rumah dinas guru yang berada di belakang sekolah. Sedangkan, murid yang belajar di tiga ruang kelas lainnya akan disesuaikan jam belajar.
Ia mengklaim, setiap tahun, murid bertambah sehingga, sudah selayaknya ruang kelas diperbaiki. Apalagi, Dinas Pendidikan Tanah Karo, sudah datang melihat kondisi sekolah, besar kemungkinan pembangunan ruang kelas segera dilakukan.
Tidak hanya itu, beberapa lantai kelas rusak parah sehingga murid belajar di atas tanah, dan menganggu kenyamanan saat mengikuti proses belajar mengajar.
