Hikmah

Kutu Buku Bakal Hidup Lebih Lama dari Mereka yang tidak Suka Membaca

ILUSTRASI

JAKARTA, EDUNEWS.ID – Jika Anda seorang kutu buku, segeralah tersenyum dan berbahagia karena sebuah penelitian dari Universitas Yale di Amerika menemukan bukti bahwa orang yang rajin membaca buku bakal hidup lebih lama daripada mereka yang tak doyan membaca.Para peneliti mewawancara 3.635 peserta yang berusia di atas 50 tahun tentang kebiasaan mereka dalam membaca.

Dari data tersebut, mereka dipecah dengan model cohort menjadi 3 kelompok: non-pembaca, orang yang membaca kurang dari 3,5 jam per pekan, dan orang yang membaca lebih dari 3,5 jam per pekan. Peneliti mengamati setiap kelompok dalam rentang waktu 12 tahun. Kelompok yang paling rajin membaca adalah perempuan yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi dengan pendapatan lebih baik.

Dalam penelitian yang dimuat di jurnal Social Science and Medicine ini, peneliti menemukan fakta bahwa kelompok yang lebih rajin membaca hidup lebih lama dari kelompok non-pembaca. Kelompok yang membaca lebih dari 3,5 jam per pekan hidup 23 bulan lebih lama ketimbang mereka yang tidak membaca sama sekali.

Fenomena tersebut berlaku untuk semua orang, tanpa ada kaitan dengan jenis kelamin, kekayaan, tingkat pendidikan maupun kesehatan. Berkurangnya resiko kematian sebesar 20% diakibatkan oleh aktivitas yang konsisten. Oleh para peneliti dikatakan bahwa sangat mudah untuk memperbaiki kualitas hidup seseorang yang berusia 50 tahun ke atas.

Dikutip dari bigthink.com, peneliti mengatakan, dibandingkan dengan yang tidak membaca buku, pembaca buku memiliki keuntungan hidup 4 bulan lebih lama. Pembaca buku baru mulai meninggal ketika 20% non-pembaca sudah meninggalkan dunia.

“Pembaca buku mengurangi 20% resiko kematian selama 12 tahun pengamatan, ketimbang non-pembaca,” kata peneliti.

Membaca buku apa saja secara konsisten meningkatkan tingkat kesintasan secara signifikan dibandingkan dengan membaca koran, buletin, majalah dan sejenisnya. Temuan ini dianggap baru karena penelitian sebelumnya tidak membandingan jenis materi bacaan.

Alasan membaca buku manfaatnya lebih besar karena buku bacaan melibatkan lebih banyak fakultas kognitif. Secara sederhana, fakultas kognitif tersebut terlibat langsung dalam aktivitas membaca, yang akan meningkatkan fungsi fakultas tersebut.

“Penemuan ini menegaskan bahwa membaca buku memberikan keuntungkan memperpanjang umur karena sifat alamiahnya yang membantu mempertahankan tingkat kognisi seseorang,” kata peneliti.

Membaca melibatkan dua proses kognisi utama: pembacaan mendalam dan hubungan emosional. Pembacaan mendalam adalah proses pelan-pelan yang di dalamnya pembaca terlibat dengan bahan bacaan dan memahaminya dengan konteks yang dimiliki dan konteks yang ada di luar dirinya. Hubungan emosional adalah ketika pembaca memiliki empati dengan tokoh yang ada di dalam buku, yang dapat meningkatkan persepsi sosial dan kecerdasan emosional.

Proses kognitif ini oleh peneliti dari Yale digunakan sebagai pemarkah penelitian tersebut. Sementara itu, terkait keuntungan panjang umur, mereka mengatakan, “Perilaku sehat dan mengurangi stress mungkin terkait dengan proses ini, tapi keuntungan kognitif adalah nyata.” Semua data survei dilaporkan via telepon dan tidak membahas ebook.
[Rimanews]

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

Kirim Berita

  • redaksi@edunews.id
  • redaksiedunews@gmail.com

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

To Top