Opini

Bersatunya PKS dan PKB, Kekuatan Politik tak Tertandingi

Laksma Ir. Fitri Hadi S, MAP, Analis Kebijakan Publik

Oleh : Laksma Ir. Fitri Hadi S, MAP, Analis Kebijakan Publik

OPINI, EDUNEWS.ID-Deklarasi Anies Muhaimin baru saja digelar pada Saptu 02 Sept 2023 membuktikan hebohnya jagad perpolitikan menjelang pilpres Pemilu tahun 2024. Muculnya Muhaimin atau Cak Imin ketua umum PKB sebagai cawapres Anies menggeser posisi AHY beberapa hari sebelumnya  membuat berang (marah besar) partai Demoktrat, penghianat, begitu cap ditempelkan oleh kawan seiring Anies di Demokrat. Terasa sadis memang, kawan seiring jadi lawan.  Partai Demokrat (PD) bergerak cepat. Maraton, mereka membahas itu, maka sebelum PKB mendeklarasikan dukungannya pada Anies/KPP, PD menyatakan keluar dari KPP dan mencabut dukungannya pada pencapresan Anies Rasyid Baswedan. Riuh rendah reaksi masyarakat, balihopun jatuh berguguran, tak kurang pula dengan sumpah serapahnya.  Memang tidak tampak tetesan air mati yg jatuh ketanah, tapi lawanpun berjingkrak kegirangan. Duhhh mengapa sampai begini?.

PKS, tampaknya diajak ikut berang sehingga seakan koalisi menjadi bubar, tapi ternyata PKS tidak sumbu pendek,  mereka menyambut baik masuknya PKB dalam Koalisi Perubahan. PKB tidak berang, walau ikut menitipkan juga calon wakil presidennya namun tidak harga mati. Seusai deklarasi begabungnya PKB dalam KPP disambut baik oleh Presiden PKS beserta jajarannya. Jawaban tegas PKS ini menunjukan masih bersama rakyat yang menginginkan adanya perubahan dinegeri ini, menginginkan Anies Presiden.

Sungguh, bila begabungnya PKB dan PKS dan Anies sebagai penjurunya ini benar benar terwujud, maka ini kekuatan yang luar biasa. Kekuatan yang setara gabungan PB NU dan PP Muhammadiyah. Tuduhan dari kaum sekuker, abangan dan kelompok sebrang “Anies Bapak Politik Indentitas” kini menghujam  mereka sendiri. Indentitas Islam terwujud dalam KPP justru digagas oleh tokoh King Maker si Brewok Surya Paloh ketum Partai Nasdem. Bersatunya PKS dan PKB merupa cerminan bersatu ulama dari NU, Muhammadiyah dan Gerakan 212.  Semoga ini merupakah rahmad Allah, pertolongan Allah  yang dikucurkan kepada umatnya. Sungguh, bila ini benar terjadi,  sebenarnya ini yang di takuti oleh mereka karena akan menyatukan kekuatan dan militansi dari akar rumput Islam di Indonesia.

Baca Juga :   Fenomena Perbedaan Penentuan Awal dan Akhir Ramadhan di Indonesia

Dulu, ketika  Prabowo Subianto dalam pilpres  2019 di dukung kekuatan islam  tapi kenyatannya kalah. Hal ini terjadi karena sumber2 yang melahirkan tokoh2 dan politisi islam tdk banyak yang ikut,  banyak yang diam. Para Kiyai, dan tokoh tokoh  pesantren diam. Kini bergabungnya Cak Imin bersama gerbong besarnya PKB diharapkan mampu membawa para Kiyai dan tokoh Pesantren bersuara bergerak menyatukan suara dibawah komando *Amin* perkenankanlah yaa Allah, Anies Imin Presiden. Cak Imin, lahir, besar dan tumbuh dari kandungan pesantren, dari keluarga besar NU akan menjadi magnet yang menyatukan mereka,  maka tidak ada lagi kampret dan kadrun.

Kalau PKS – PKB bersatu dalam koalisi perubahan dengan Anies presiden dan cak Imin wakilnya, kekuatan islam insyaa Allah tdk tertandingi, ini ibarat simponi semut abang/ireng/hitam. Simponi semut hitam suatu kiasan bila berjalan selalu rombongan beriringan dan mampu menggotong suatu barang yg  100 kali lebih besar dari semutnya. Artinya dpt dipastikan mayoritas  umat islam mendukung KPP dengan bergabungnya PKB    maka siapapun lawannya sulit mengalahkannya.

Maka munculan tuduhan, bergabungnya PKB adalah jebakan, cawe cawenya Jokowi. Sungguh kali ini saya katakan, kasihanilah presiden kita, jangan selalu dikambing hitamkan. Lihatlah ini sebagai kerja keras si Brewok Surya Paloh dan kawan kawannya. Berkali kali dia menjadi King Maker dan hasilnya *Goal*, inilah ketajaman naluri politiknya. Namun kenyataannya, KPK akan menunjukan tajinya. Kasus Kardus Durian tahun 2014 digali kembali untuk mentersangkan Muhaimin Iskandar calon wakil presiden Anies. Mampukan cak Imin berkelit?

Cak Imin memang berani pasang badan, tapi tidak untuk menebus dosa dan menyerahkan lehernya digantung, apalagi digantung di Monas. Dia tentu tahu bagaimana nasib Jhonny G Plate karena partainya penggagas KPP. Dia tentu juga tahu bagaimana Airlangga Hartanto balik badan  lintang pukang ketakutan dikriminalkan korupsi karena mencoba melirik Anies Rasyid Baswedan. Keteguhan cak Imin berani jadi Cawapres Anies adalah taruhan tentang dirinya. Dia bersih.

Baca Juga :   Fenomena Perbedaan Penentuan Awal dan Akhir Ramadhan di Indonesia

Tentu si Brewok SP tahu siapa cak Imin itu. Jangan anggap si Brewok menyerah seperti yang dikatakan pemilik ungkapan bajingan tolol, si Brewok sudah berdarah darah dan PKB bukan tong sampah.  Ingat, Surya Paloh tidak hanya membawa cak Imin dalam KPP, tapi lengkap dengan PKBnya. Cak Imin ditangkap PKB dapat, disitu ada Khofifah dan ada pula Mahfud MD,  yang begitu sabar dan tidak berang walau hanya kebagian baju putih capres pada pemilu tahun 2019 lalu. Belum lagi ada calon wapres dari PKS yang sabar menanti.

Terus kayuh bidukmu wahai Anies, semua bisa berubah. KPP datang untuk perubahan. Nasdem berubah, PKB berubah, bisakannn…..

Minggu 03 Sept 2024

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

Copyright © 2016 @edunews.id

To Top
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com