*Oleh Hayatun Thoyyibah
Penulis merupakan mahasiswa pascasarjana Universitas 45 Bekasi dan Guru SMK Saintek Nurul Muslimin
OPINI, EDUNEWS.ID – Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak. Sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, seorang anak akan berkenalan terlebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang akan datang. Keluarga sebagai pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. (Ahmad Tafsir 2001, 155).
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka karena dari merekalah anak mulai menerima pendidikan (Arief 2002, 76). Pada setiap anak terdapat suatu dorongan dan daya untuk meniru. Dengan dorongan ini anak dapat mengerjakan sesuatu yang dikerjakan oleh orang tuanya. Oleh karena itu orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Apa saja yang didengarnya dan dilihat selalu ditirunya tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya.
Dalam hal ini sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang besar dari orang tua. Karena masa meniru ini secara tidak langsung turut membentuk watak anak di kemudian hari.
Perubahan globalisasi dan zaman membawa fenomena di mana anggota keluarga tidak selalu hadir dalam satu rumah setiap hari. Kondisi di mana salah satu orang tua harus meninggalkan keluarganya untuk jangka waktu yang cukup lama dapat berdampak signifikan pada stabilitas dan rasa aman keluarga. Ketahanan keluarga menjadi kunci utama dalam menciptakan keluarga yang sejahtera.
Sebaliknya, keluarga yang rentan, tidak tahan, dan tercerai-berai dapat melemahkan fondasi kehidupan dalam masyarakat. Peningkatan jumlah perceraian di berbagai daerah, termasuk Kota Semarang, mencerminkan tantangan serius dalam mencapai keluarga yang sejahtera. Perselisihan yang berkelanjutan, faktor ekonomi, dan masalah KDRT menjadi penyebab utama perceraian.
Penulis bermaksud melakukan kajian dari hasil bacaan dari Dr. Dede Rubai Misbahul Alam, M.Pd alias Kang Dadhe Alfath, Penulis adalah Ketua Dewan Masjid Indonesia, Sekjen ICMI Kabupaten Subang dari opini beliau tentang Pendidikan Nasional; Pendidikan Menguatkan Ketahanan Keluarga Nasional. dengan merujuk tema besar penulis yaitu “Transformasi Pendidikan Menuju Keluarga Yang Tangguh: Perspektif Nasional” dimana Keluarga adalah unit dasar dalam masyarakat yang memainkan peran penting dalam pembentukan individu dan stabilitas sosial. Pendidikan, sebagai instrumen utama dalam membentuk nilai-nilai, keterampilan, dan karakter, memiliki peran yang tak terbantahkan dalam membangun keluarga yang tangguh dan berdaya.
Namun, dengan adanya dinamika keluarga modern, tantangan yang dihadapi pendidikan dalam mencapai tujuan tersebut semakin kompleks. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengkaji transformasi pendidikan menuju keluarga yang tangguh dari perspektif nasional. ada beberapa hal yang harus di lakukan menurut hasil review saya bahwa:
- Pendidikan sebagai Fondasi Ketahanan Keluarga
Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk fondasi ketahanan keluarga. Melalui pendidikan, individu diberikan pemahaman akan pentingnya peran keluarga dalam membangun keutuhan sosial.
Selain itu, nilai-nilai seperti rasa tanggung jawab, toleransi, dan kerjasama, yang ditanamkan melalui pendidikan, membentuk dasar yang kuat bagi keluarga untuk menghadapi tantangan eksternal maupun internal.
Strategi Penguatan Ketahanan Keluarga: pemberian keterampilan praktis untuk meningkatkan ketahanan keluarga, penyampaian strategi yang dapat diterapkan oleh peserta dalam kehidupan sehari-hari, dan pendekatan konseling keluarga sebagai salah satu strategi.(Dianti, 2017).
- Dinamika Keluarga Modern dan Tantangan Terhadap Pendidikan
Perubahan pola keluarga dan nilai budaya merupakan tantangan utama bagi pendidikan dalam membentuk keluarga yang tangguh. Perubahan pola keluarga, seperti peningkatan keluarga nuklir dan kerentanan terhadap tekanan ekonomi, mempengaruhi dinamika internal keluarga serta kebutuhan pendidikan yang harus disesuaikan dengan konteks tersebut.
Hal ini bisa di lihat Perkembangan ilmu dan teknologi telah menimbulkan perubahan besar di segala bidang kehidupan manusia. Salah satu perubahan dimaksud dengan lahirnya teknologi digital. Teknologi digital.(Lamuri & Laki, 2022).
- Transformasi Pendidikan: Menghadapi Tantangan Keluarga Modern
Dalam menghadapi tantangan keluarga modern, transformasi pendidikan menjadi krusial. Hal ini mencakup perluasan kurikulum pendidikan untuk mencakup aspek-aspek kehidupan keluarga modern, serta perluasan peran pendidikan dalam memberikan pelatihan dan dukungan kepada orang tua dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut.
Untuk menghadapi tantangan ini, penting bagi keluarga untuk beradaptasi dengan perubahan sosial yang terjadi. Hal ini melibatkan kesadaran akan perubahan yang terjadi dan upaya aktif untuk menyesuaikan diri. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan Revolusi Industri 4.0, seperti literasi digital dan kemampuan pemecahan masalah yang inovatif.
Selain itu, penting untuk memprioritaskan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, serta memastikan waktu berkualitas dengan anggota keluarga tanpa gangguan teknologi. Selain itu, komunikasi dan komunikasi dalam keluarga juga harus diperkuat.
Anggota keluarga perlu saling mendukung dan memahami tantangan yang dihadapi oleh masing-masing individu dalam konteks Revolusi Industri 4.0. Dengan mengedepankan komunikasi terbuka, kerjasama, dan dukungan emosional, keluarga dapat mengatasi tantangan perubahan sosial dan membangun ketahanan yang kuat.
Secara keseluruhan, menjaga keluarga dalam Revolusi Industri 4.0 adalah tantangan yang signifikan, tetapi bukan hal yang tidak mungkin. Dengan kesadaran akan perubahan yang terjadi, adaptasi aktif, dan memperkuat hubungan keluarga, kita dapat menghadapi. (Daniswara & Risko Faristiana, 2023)
Penulis menyimpulkan bahwa Transformasi pendidikan menuju keluarga yang tangguh merupakan langkah penting dalam membangun ketahanan nasional. Melalui sinergi antara pendidikan dan keluarga, serta implementasi kebijakan yang tepat, visi tersebut dapat terwujud untuk menciptakan masyarakat yang tangguh dan berdaya.
Transformasi pendidikan menuju keluarga yang tangguh adalah suatu keharusan dalam menghadapi dinamika sosial yang terus berkembang. Melalui kolaborasi antara pendidikan dan keluarga, serta dukungan dari berbagai pihak, visi keluarga yang tangguh dapat terwujud. Hal ini akan memberikan kontribusi positif bagi keberlangsungan masyarakat secara keseluruhan, dengan memastikan bahwa setiap keluarga memiliki fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan masa depan.
Referensi
Ahmad Tafsir, (Bandung: Remaja. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya , 2001.
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam . Jakarta : Ciputat Press, 2002.
Daniswara, R. A., & Risko Faristiana, A. (2023). Tranformasi Peran Dan Dinamika Keluarga Di Era Digital Menjaga Keluarga Dalam Revolusi Industri 4.0 Tantangan Dalam Perubahan Sosial. JISPENDIORA: Jurnal Ilmu Sosial, 2(2), 29–43. https://doi.org/10.56910/jispendiora.v2i1.
Dianti, Y. (2017). Edukasi Penguatan Ketahanan Keluarga Sebagai Landasan Kesejahteraan Education. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 4(1), 5–24. http://repo.iain-tulungagung.ac.id/5510/5/BAB 2.pdf
Lamuri, A. B., & Laki, R. (2022). Transformasi Pendidikan Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Yang Berkarakter Di Era Disrupsi. Guru Tua : Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(2), 21–30. https://doi.org/10.31970/gurutua.v5i2.122