Oleh : Kurnia Agathan Cahya Pratama*
OPINI, EDUNEWS.ID-Pada tanggal 14 Februari 2024, indonesia Kembali akan melaksanakan pesta demokrasi besar yang dilakukan setiap 5 tahun sekali. Yaitu pemilu, yang Dimana ini juga bertepatan dengan hari kasih sayang, Valentine Day. Tidak ada perbedaan secara teknis selama pemilihan umum pada tahun 2024 mendatang yang membedakan hanya diperpendeknya masa kampanye yang mungkin karena ini akan membuang waktu ataupun biaya.
Dari kuartal pertama 2024, pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp21,86 triliun dari total Rp3.061 triliun dana APBN 2023. Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan dana pemilu meningkat 2,5 kali lipat dari 2019 menjadi 110,4 triliun. (Isna KH, 2023)
Dampak Pemilu Terhadap Saham Di Indonesia
Dari pesta demokrasi yang besar ini akan memberikan dampak juga pada perekonomian di Indonesia, ada beberapa sektor saham yang diuntungkan pada saat pemilu, diantaranya sektor FMCG atau Fast Moving Consumer Goods ini adalah sektor saham yang bergerak dibidang produksi dan distribusi dari kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman dan lain sebagainya, pemilu pasti akan mempengaruhi sektor ini dikarenakan akan meningkatkan daya beli Masyarakat, dan juga dikarenakan menjelang pemilu maka ini akan mendorong Masyarakat untuk lebih aktif / berpartisipasi dalam kegiatan social politik. ini akan membuat mereka lebih banyak membutuhkan produk-produk FMCG, terutama makanan dan minuman. (Chaca, 2023)
Saham Media juga diuntungkan dalam pemilu, saham ini adalah sektor yang bergerak dibidang penyediaan informasi kepada masyarakat melalui berbagai platform seperti Radio, Televisi, Majalah, Surat kabar, Interet dan lain sebagainya.
Pemilu akan membuat Masyarakat lebih tertarik untuk mengikuti seiring berjalannya pemilu dengan cara banyak menonton media melalui media cetak ataupun digital. Jelas ini menyebabkan/mempengaruhi pendapatan media tersebut.
Data Statistik Pemilu Terhadap Perekonomian Indonesia
Pada saat pemilu, data statistik perekonomian Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan III-2023, ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% ,sedikit melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,17%. Selain itu, BPS juga melaporkan bahwa ekonomi Indonesia tahun 2022 tumbuh 5,31%. Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih. Data ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan jumlah pemilih yang signifikan selama periode pemilu tersebut.
Terdapat beberapa perbedaan antara kondisi perekonomian saat pemilu tahun 2019 dan 2024. Pada tahun 2019, Pemilu memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama pada kuartal I-2019, di mana konsumsi masyarakat meningkat akibat aktivitas kampanye Pemilu. Namun, pada tahun 2024, Pemilu diperkirakan akan memberikan kontribusi yang lebih rendah terhadap pertumbuhan ekonomi, yakni antara 0,2% hingga 0,25%. Selain itu, faktor-faktor eksternal dan domestik, seperti ketidakpastian global, perlambatan ekonomi global, dan kenaikan suku bunga, juga diprediksi akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024. (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, 2023), (Ahdiat, 2023), (Sukmana & Setiawan, 2019)
Selain itu, pemilu juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Meskipun pemilu dapat memberikan dampak positif, ada juga potensi untuk memicu kenaikan inflasi. Selain itu, pemilu juga dapat memengaruhi keputusan investasi, baik dari investor domestik maupun asing. Sehingga, pemilu tahun 2024 diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun juga perlu diikuti dengan langkah-langkah untuk meredakan ketidakpastian ekonomi selama periode pemilu. (Fenoria, 2024)
Kurnia Agathan Cahya Pratama, Mahasiswa S1 Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
