JAKARTA, EDUNEWS.ID– Disela masa kampanye calon gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang, sejumlah aktifis muda Muhammadiyah – yang menamakan diri Relawan Matahari Jakarta (RMJ) – mendeklarasikan diri mendukung pasangan calon petahana gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan Djarot Syaiful Hidayat.
Ketua RMJ, Supriadi Djae, mengaku bahwa dia dan sejumlah rekannya merasa memiliki tanggung jawab sejarah untuk ikut meluruskan kembali arah perjalanan bangsa. Sebab, para pendahulunya adalah para pendiri bangsa yang ikut melahirkan Indonesia.
“Republik ini disepakati dalam kerangka Pancasila, sebagai anti-tesis dari pemikiran keislaman yang progressif-berkemajuan dengan wawasan kebangsaan yang diimpikan,” ujar Sudja – sapaan Supriadi – di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Minggu 13 November 2016.
Tanggung jawab itu kini diekspresikan oleh relawan yang memiliki slogan “Islam Berkemajuan untuk Kebhinekaan Jakarta” melalui gerakan politik mendukung Ahok-Djarot.
“Dukungan ini merupakan wujud dan cara untuk menjaga kebhinekaan. Ini juga bukti bahwa aktivis-aktivis Muhammadiyah saling menguatkan pilar-pilar ke Indonesiaan,” kata dia.
Dukungan itu kata Sudja, juga untuk memastikan program pembangunan yang sudah berjalan baik bisa dilanjutkan dan diteruskan. Sebab, rugi jika pembangunan yang baik mengalami keterputusan akibat perubahan di level aktor.
Mantan Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu pun menegaskan menolak politisasi agama.
Alasannya, hal itu dinilai dapat merusak kebhinnekaan bangsa. Seharusnya kata dia, Pilkada DKI Jakarta fokus pada rekam jejak kandidat serta program kerja yang ditawarkan.
“Kami melihat secara nyata, banyak program dan kineja Ahok-Djarot yang berpihak kepada kepentingan umat. Program renovasi masjid dan mushola, mengumrohkan pengurus masjid di seluruh DKI yang tidak pernah dilakukan gubernur-gubernur sebelumnya. Mulai meniadakan secara bertahap lokalisasi,” ujar dia.
[Viva]
