JAKARTA, EDUNEWS.ID – Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar di Grha Pertamina, Jakarta, pada Kamis (12/6/2025), PT Pertamina (Persero) mengumumkan perombakan signifikan pada jajaran direksi dan komisarisnya. Salah satu keputusan penting adalah penunjukan Nanik S. Deyang sebagai Komisaris Independen.
Penunjukan Nanik, yang sebelumnya dikenal sebagai Wakil I Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, dikukuhkan melalui Keputusan Menteri BUMN selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna PT Pertamina Nomor SK-150/MBU/06/2025 atau Nomor SK.012/DI-DAM/DO/2025. Bersamaan dengan itu, Wakil Menteri Investasi/BKPM Todotua Pasaribu juga diangkat menjadi Komisaris Utama.
Profil Nanik S. Deyang: Dari Jurnalis Kritis ke Kursi Komisaris Pertamina
Lahir di Madiun pada 3 Januari 1968, Nanik memiliki latar belakang yang kuat di dunia jurnalisme. Ia mengawali karir sebagai wartawan di Tabloid Bangkit, bagian dari Kompas Gramedia. Kemampuannya terasah hingga ia mendirikan bisnis medianya sendiri, Kelompok Media Peluang (KMP). Di bawah kepemimpinannya sebagai Pemimpin Umum dan Direktur Utama, KMP berhasil melahirkan sejumlah media cetak yang fokus pada berbagai bidang, seperti Tabloid Femme, Tabloid Info Kecantikan, Tabloid Info Kuliner, Tabloid Peluang Usaha, hingga tabloid politik, The Politic.
Melalui KMP, Nanik turut mencetak puluhan jurnalis berkualitas. Rekam jejak Nanik dikenal sangat kritis terhadap pemerintah dan pemangku kebijakan, terutama terkait isu korupsi. Kegelisahannya terhadap perilaku korup para pejabat tidak hanya disuarakan melalui media, tetapi juga sering ia bagikan di akun media sosial pribadinya.
Loyalitas Nanik di dunia politik juga patut diperhitungkan. Ia telah lama berada di barisan pendukung Prabowo Subianto, sejak Pilpres 2014 saat Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa, dan berlanjut di Pilpres 2019 bersama Sandiaga Uno. Meski Prabowo kalah dalam dua Pilpres tersebut, Nanik tetap teguh mendukungnya, bahkan kemudian terpilih menjadi Wakil Ketua Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN), yayasan yang didirikan oleh Prabowo.
Penunjukan Nanik sebagai Komisaris Independen Pertamina menarik perhatian publik, mengingat latar belakangnya yang kuat sebagai jurnalis senior yang kritis dan aktivis anti-korupsi. Hal ini menimbulkan ekspektasi akan adanya pengawasan yang lebih ketat dan independen di tubuh BUMN energi terbesar di Indonesia.
