MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Bank Indonesia Kantor Wilayah Sulawesi Selatan merilis kondisi ekonomi Sulsel untuk periode Juni 2021.
Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami deflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar –0,25% (mtm), atau mengalami penurunan apabila dibandingkan bulan sebelumnya dengan inflasi tercatat sebesar 0,34% (mtm).
Meskipun demikian, inflasi Sulsel baik dilihat secara tahunan maupun sepanjang tahun kalender, yaitu masing-masing sebesar 1,49% (yoy) dan 1,41% (ytd), masih tetap berada dalam rentang target inflasi nasional.
Secara bulanan, deflasi Sulsel dipengaruhi oleh penurunan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar -0,71%(mtm), kelompok transportasi sebesar -0,51% (mtm) serta kelompok pakaian dan alas kaki dengan sebesar -0,17% (mtm).
Penurunan harga pada kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau terutama dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas pangan strategis seperti ikan bandeng/bolu, cabai rawit dan kangkung. Penurunan harga diperkirakan karena tercukupinya pasokan komoditas serta cuaca yang turut mendukung.
Adapun penurunan pada kelompok transportasi dipengaruhi turunnya tarif angkutan udara seiring dengan menurunnya permintaan pasca lebaran. Sejalan dengan hal tersebut, penurunan kelompok pakaian dan alas kaki juga dipengaruhi turunnya permintaan untuk pakaian pasca momen lebaran.
Inflasi tahun 2021 diprakirakan tetap terkendali dan berada dalam target sasaran. Untuk mengantisipasi terjadinya potensi kenaikan tekanan inflasi, Bank Indonesia bersama dengan instansi yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan serangkaian strategi pengendalian inflasi yaitu dengan melakukan: (1) Koordinasi kebijakan untuk optimalisasi Pasar Induk Beras Lapadde di Pare Pare; (2) High Level Meeting untuk Pengendalian inflasi semester II 2021 Kab. Maros; dan (3) Pemantauan harga dan stok bahan makanan secara berkala.
rls
