JAKARTA, EDUNEWS.ID-Sebanyak 74,9 persen warga Jakarta mengaku puas dengan kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pimpinan Gubernur Anies Baswedan dalam menanggulangi masalah banjir. Hal ini diketahui dari hasil survei yang dirilis Populi Center, Rabu (9/2/2022).
Peneliti Populi Center, Rafif Pamenang Imawan mengatakan, survei tersebut dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 600 responden yang dipilih secara acak bertingkat di Jakarta.
Survei digelar 26 Januari hingga 1 Februari 2022 di 60 kelurahan yang tersebar di Jakarta dengan margin of error kurang lebih 4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Sebesar 74,9 persen masyarakat menilai puas terhadap pelaksanaan kebijakan penanggulangan banjir melalui penataan sungai oleh Pemprov DKI Jakarta. Sementara yang yang menilai tidak puas 21,3 persen,” kata Rafif dalam keterangan tertulis, Rabu (9/2/2022).
Survei tersebut mengkategorikan sejumlah program penanganan banjir yang dilakukan Anies di Jakarta.
Di antaranya mulai dari pengerukan sungai, normalisasi sungai (pembebasan lahan untuk perlebar kapasitas sungai), sumur resapan, membangun waduk/embung, pembuatan polder air, hingga kolam olakan.
Dari beberapa program itu penanganan banjir, sebesar 66,3 persen masyarakat menilai program pengerukan sungai sudah terlaksana dengan baik. Disusul normalisasi sungai (53,3 persen), sumur resapan (50 persen), membangun waduk/embangun (48,3 persen), pembuatan polder air (42,7 persen), dan kolam olakan (34,5 persen).
Populi Center kemudian memberi pertanyaan terbuka kepada responden terkait prestasi yang paling berkesan dari Anies dan wakilnya, Ahmad Riza Patria selama memimpin Jakarta.
Hasilnya, sebanyak 9 persen responden menyatakan bahwa prestasi yang paling berkesan adalah pengendalian banjir.
“Pada pertanyaan terbuka, apa prestasi paling berkesan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, sebesar 9 persen masyarakat menjawab pengendalian banjir,” ujar Rafif.
“Disusul dengan KJP Plus dengan 8,8 persen, perbaikan trotoar dengan 8 persen. Sisa angka sebesar 33,5 persen masuk kategori tidak tahu/tidak jawab,” kata dia menambahkan.
