MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Ketua Shelter Pattingalloang Nuraeni membagikan pengalamannya selama menjadi pengurus Shelter Warga.
Hal itu disampaikan saat menjadi narasumber pada kegiatan pembentukan Shelter Warga di Kelurahan Bitowa, Manggala, Senin (14/8/2023).
Nuraeni menyampaikan bahwa kerja-kerja pengurus Shelter bersifat sukarela dan pengabdian.
“Meski begitu kita harus berusaha supaya Shelter bisa menghasilkan uang dengan kegiatan pemberdayaan,” terang Nuraeni di hadapan warga.
Adapun pemberdayaan yang dimaksud Nuraeni yakni pemberdayaan ekonomi bagi emak-emak di pesisir.
Ini penting sebab menurutnya, tingkat KDRT di wilayahnya cukup tinggi.
“Ketika hasil tangkapan nelayan kurang maka berpotensi memicu perkelahian dengan istri,” ungkapnya.
Saat ini Shelter Warga yang dipimpinnya menjalankan aktivitas pemberdayaan ekonomi berupa memproduksi abon ikan.
Nuraeni menekankan bahwa Shelter bekerja 24 jam, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi pengurus.
“Shelter itu bekerja 24 jam karena hampir semua masalah diadukan ke Shelter,” tambah Nuraeni.
Dia mengingatkan agar pengurus Shelter menjadi teladan di masyarakatnya.
“Kita mengingatkan supaya pengurus Shelter agar tidak menjadi pelaku kekerasan karena mereka adalah teladan,” ujarnya.
“Dan kalau pernah mengalami kekerasan, agar tidak melakukan kekerasan,” sambungnya.
Nuraeni juga mengajak masyarakat untuk mensukseskan program Jagai Anakta yang dicanangkan Pemkot Makassar.
“1-2 jam anak ta hilang, cariki, karena sekarang pelaku kekerasan adalah orang-orang terdekat lingkungan kita, banyak hal yang tidak masuk akal tapi bisa terjadi,” pungkasnya.
