JAKARTA, EDUNEWS.ID – Pakar hukum turut menanggapi sayembara penangkapan Harun Masiku yang diinisiasi Maruarar Sirait.
Tak tanggung-tanggung, sayembara ini berhadiah Rp 8 miliar bagi siapa saja yang bisa menangkap Harun.
Hardjuno Wiwoho menilai sayembara tersebut bentuk keprihatinan masyarakat.
“Sayembara ini menunjukkan keprihatinan masyarakat. Namun, keadilan tidak boleh hanya bergantung pada inisiatif individu. Aparat penegak hukum harus mempercepat penyelidikan dan mengevaluasi kendala yang ada,” kata Hardjuno, Jumat (6/12/2024).
Hardjuno mengatakan, momen tersebut dapat dimanfaatkan KPK dan lembaga terkait untuk meningkatkan upaya penegakan hukum.
“Kasus ini adalah cerminan dari bagaimana kita memerangi korupsi, yang merupakan penyakit sistemik yang menggerogoti moralitas bangsa dan pembangunan nasional,” ujarnya.
Selain itu, Hardjuno menilai Harun Masiku simbol adanya persoalan pada sistem hukum di Indonesia.
“Kasus Harun Masiku tidak hanya soal seorang individu, tetapi telah menjadi simbol persoalan mendasar dalam sistem hukum kita,” ungkapnya.
“Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prioritas utama dalam menyelesaikan kasus Harun Masiku dan buronan lainnya. Ini bukan hanya tentang keadilan dalam satu kasus, tetapi tentang memperkuat sistem hukum negara,” tutupnya.
