EDUNEWS.ID – PDI Perjuangan disarankan segera meninggalkan Joko Widodo dan berjuang untuk menyelamatkan negara, hal tersebut dikarenakan citra rezim yang memburuk.
Begitulah menurut analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun Jumat, (6/8/2021).
Ia melihat PDIP saat ini sedang mencoba jaga jarak dari presiden Jokowi. PDI Perjuangan akan diuntungkan jika meninggalkan ‘barisan’ Presiden Jokowi.
“Jika jaga jarak ini menguntungkan PDIP maka hal yang mungkin PDIP akan meninggalkan Jokowi,” kata Ubedilah.
Akan tetapi kata Ubedilah, jika Jokowi merubah sikapnya dan memenuhi keinginan PDIP dengan mereshuffle Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) and the gank, mungkin PDIP akan kembali berpikir untuk sedikit tarik ulur dengan Jokowi dan tidak meninggalkan Jokowi sepenuhnya.
Karena masih kata Ubedilah, secara politik kebijakan Jokowi menangani pandemi keliru sejak awal. Karena, mengabaikan perintah UU 6/2018 Pasal 53 dan Pasal 55.
“Tentu saja Jokowi berpotensi diberhentikan dari kedudukannya sebagai Presiden di tengah jalan. PDIP nampak semacam jaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan itu terjadi,” kata Ubedilah.
Di sisi lain sambung Ubedilah, Jokowi saat ini secara citra politik sangat buruk dan hal tersebut merugikan PDIP menuju 2024.
“Karenanya PDIP nampaknya ingin memberi garis pembatas yang jelas dengan Jokowi. Dengan cara itu PDIP ingin memulihkan citranya yang kini juga makin buruk,” jelas Ubedilah.
Bahkan kata Ubedilah, secara umum citra rezim saat ini sangat buruk dan mewarisi problem yang sangat membahayakan masa depan negara.
Oleh karenanya, PDIP disarankan untuk segera meninggalkan Jokowi dan segera mengambil peran untuk menyelamatkan negara.
“Jika itu tidak dilakukan PDIP maka memungkinkan peran itu diambil oleh kekuatan kekuatan oposisi dan PDIP akan mengalami nasib tragis pada kontestasi politik berikutnya ditinggalkan rakyat,” pungkas Ubedilah.
Sumber : rmol.id

Putraking
Agustus 11, 2021 at 15:44
Ini org udh stres tingkat ahkir bentar lg ******karna kebencian nya kepada jokowi