MAROS, EDUNEWS.ID – Mengakhiri tour kampanye pekan ini, Calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan nomor urut 1, Azhar Arsyad menyambangi warga Kampung Kaemba, Desa Pa’bentengan, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Rabu (20/11/2024), malam.
Saat memulai orasinya di hadapan ratusan warga yang memadati pekarangan dan kolong rumah milik Hj. Muliati (salah seorang anggota DPRD Kabupaten Maros dari Partai PKB Daerah Pemilihan Kecamatan Mandai dan Kecamatan Marusu), Azhar Arsyad menyampaikan bahwa persoalan Pemilihan Gubernur (Pilgub) bukan hanya persoalan partai pengusung dan juga bukan hanya persoalan kandidat, tetapi persoalan seluruh warga Sulawesi Selatan.
Azhar lalu mengutip apa yang pernah disampaikan oleh Franz Magnis-Suseno, seorang Imam Katolik, filsuf, pengajar dan cendekiawan bahwa Pilkada itu bukan hanya sekadar memilih orang baik tetapi lebih daripada itu Pilkada mencegah orang jahat untuk memimpin.
“Jadi jangan sampai kita melakukan kesalahan dalam memilih pemimpin karena resikonya akan dirasakan minimal 5 tahun mendatang,” kata Azhar.
Ketua DPW PKB Sulawesi Selatan itu lalu mengulas satu persatu beberapa kemajuan yang dibuat oleh Danny Pomanto selama memimpin Kota Makassar selama dua periode.
“Saat memulai jabatan sebagai Walikota Makassar, gaji RT/RW sebesar Rp. 75.000 dan hari ini gaji RT/RW sudah mencapai angka Rp. 1,2 Juta perbulan dan menuju angka Rp. 2 Juta,” ujar Azhar.
Hal lain yang berhasil dilakukan oleh Danny Pomanto di Makassar adalah menaikkan jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang semula Rp. 500 milyar pertahun menjadi Rp 1,5 Trilyun pertahun dan menuju angka Rp. 2 Triliun.
Berdasarkan capaian yang telah dilakukan oleh Danny Pomanto di Makassar maka pasangan Danny-Azhar (DIA) menawarkan beberapa program yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan warga Sulawesi Selatan.
“Hari ini model pembangunan masih kebanyakan dilaksanakan dengan memulai dari kota lalu ke desa-desa. Nah, pasangan DIA jika diberikan amanah oleh warga Sulawesi Selatan di Pilgub nanti, maka model pembangunan akan dilakukan secara paralel antara kota dan desa,” jelas Azhar.
Menurutnya, salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh warga Sulsel tatkala tiba musim panen, adalah merosotnya harga komoditi pertanian.
Hal ini terjadi akibat banyaknya penawaran menjadi sesuatu yang lumrah dan praktis merugikan para petani karena biaya produksinya bahkan sulit tertutupi.
Sehubungan dengan persoalan itu, maka pasangan DIA menawarkan satu model yang disebut Government Off Taker (GOT) untuk membeli produksi hasil pertanian dengan harga wajar.
“Konsep ini akan melindungi para petani dari permainan para tengkulak yang cukup merugikan,” tegas Azhar.
Pada bagian akhir orasinya Azhar sekali lagi mengingatkan kepada warga Kaemba agar cerdas dalam memilih pemimpin demi kemaslahatan warga Sulsel 5 tahun mendatang.
“Hidup yang paling penting adalah bermanfaat bagi orang baik, Pemimpin itu memperbaiki dan bukan merusak,” demikian kalimat puitis yang menjadi penutup orasi Azhar di Kaemba.
Turut hadir dalam kesempatan kampanye antara lain H. Havid S. Fasha, Ketua DPD PKB Kabupaten Maros dan juga anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan daerah pemilihan 6 meliputi Maros, Pangkep, Barru dan Parepare, Hj. Muliati anggota DPRD Kabupaten Maros dari PKB, Abrar Rahman, Ketua Astro Kabupaten Maros, dan Junaedi, Master Kabupaten Maros.