SAN FRANSISCO, EDUNEWS.ID – Twitter terus berupaya membuat situsnya menjadi wadah yang nyaman untuk berkicau tanpa merisaukan ujaran kebencian, propaganda, dan keonaran. Hal itu pun menjadi komitmen serius perusahaan yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat, itu.
Juru bicara Twitter mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menggalakkan program yang disebut ‘alt-right movement’. Gerakan ini pada dasarnya adalah menghapus akun-akun yang telah melanggar aturan perusahaan dengan menyebarkan ancaman, pelecehan, dan kebencian.
Alt-right yang merupakan singkatan dari ‘alternative right’ adalah istilah yang digunakan untuk menyebut sekelompok yang sebagian besar tidak terafiliasi dari individu dan organisasi yang menolak konservatisme mainstream. Kritik terhadap alt-right menuduh gerakan mempromosikan “identitas putih” yang menentang multikulturalisme dan pandangan rasis sebagai bagian dari upaya untuk mempertahankan nilai-nilai Barat.
Alt-right movement menarik perhatian nasional selama kampanye presiden, terutama setelah Stephen Bannon dari situs Breitbart, dianggap oleh beberapa orang sebagai pendukung utama dari alt-right dengan bergabung dengan kampanye Donald Trump. Trump baru-baru ini menyebut Bannon sebagai kepala strategi Gedung Putih.