JAKARTA, EDUNEWS.ID – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengindikasikan akan mendalami seluruh aliran dana dari kasus dugaan korupsi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dan Penyuluh Jasa Keuangan (PJK) atau korupsi dana CSR BI-OJK periode 2020–2023. Penelusuran ini termasuk kemungkinan dana tersebut mengalir ke partai politik dari para tersangka.
Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menyatakan bahwa kasus ini masih dalam tahap awal dan akan terus didalami.
“Kita akan gali juga ke arah sana,” ujar Asep dalam konferensi pers, Jumat (8/8/2025).
KPK telah menetapkan dua anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024 sebagai tersangka, yaitu Heri Gunawan dari Partai Gerindra dan Satori dari Partai NasDem. Kedua tersangka dijerat dengan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), yang memungkinkan penyidik menelusuri penggunaan dana secara lebih luas.
KPK menemukan bukti bahwa Heri Gunawan menerima total Rp15,86 miliar dari PSBI, PJK, dan mitra kerja lainnya. Dana tersebut diduga digunakan untuk kepentingan pribadi, seperti pembangunan rumah makan, outlet minuman, serta pembelian tanah dan kendaraan.
Sementara itu, Satori diduga menerima total Rp12,52 miliar. Uang tersebut juga digunakan untuk kepentingan pribadi, termasuk deposito, pembelian tanah, pembangunan showroom, dan kendaraan. Satori bahkan diduga melakukan rekayasa transaksi perbankan untuk menyamarkan asal-usul uang.
Asep menegaskan bahwa KPK akan menelusuri aliran dana ini, baik yang mengalir ke lembaga sosial maupun ke lembaga politik, termasuk partai politik para tersangka.
