Pemkab Wajo

Rapat Sinkronisasi Kebijakan, Kemenko Marves Janjikan Bantu Pemkab Wajo Fasilitasi Penyelamatan Danau Tempe

Suasana rapat sinkronisasi di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Bupati Wajo, Selasa (23/5/2023).

WAJO, EDUNEWS.ID – Sejak empat tahun terakhir ini, pesisir Danau Tempe tidak dapat difungsikan sebagai lahan pertanian. Padahal ribuan hektar lahan pertanian yang berada di pesisir Danau Tempe selama ini menjadi penyuplai berbagai produk-produk hortikultura.

Yang menjadi masalah adalah tingkat elevasi permukaan air Danau Tempe terbilang tinggi antara 6 sampai 7. Hal ini mengakibatkan lahan pesisir yang selama ini efektif menjadi lahan pertanian menjadi tergenang.

Hal tersebut terungkap pada kegiatan Rapat Sinkronisasi Program Pemerintah Kabupaten Wajo dengan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI dan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ) di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Bupati Wajo, Selasa (23/5/2023).

Bupati Wajo, Amran Mahmud yang memimpin rapat tersebut berharap melalui Sinkronisasi Program ini, ada kajian yang mendalam terkait permasalahan-permasalahan yang terjadi di Danau Tempe.

“Hal ini menjadi penting mengingat selama ini fungsi-fungsi danau menjadi berkurang, karena selama ini ada lahan sekitar Danau Tempe menjadi tidak produktif karena tergenang selama 4 Tahun terakhir ini,” ujar Bupati.

Amran Mahmud juga mengatakan bahwa selain fungsi-fungsi pertanian, pemanfaatan air danau Tempe juga perlu kajian untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku dan irigasi di wilayah hilir seperti Kecamatan Majauleng, Penrang, Bola dan Takkalalla yang selama ini lahan pertaniannya masih mengandalkan pengairan tadah hujan.

“Jadi penanganan Danau Tempe diperlukan adanya kajian ulang karena permasalahannya begitu kompleks, mulai dari hulu ke hilir. Dengan kajian ini nantinya fungsi Danau bisa dikembalikan dan dimaksimalkan, “katanya.

Sementara itu, Sofyan Jaya mewakili Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang mengatakan yang menjadi masalah saat ini belum adanya garis sempadan di wilayah Danau Tempe.

“Harapannya nanti ada kajian yang bisa menetapkan garis sempadan wilayah Danau Tempe, antara 50-100 meter dari wilayah aktivitas masyarakat, ” katanya.

Dikatakannya, elevasi air yang tinggi di Danau Tempe diakibatkan anomali cuaca yang terjadi selama ini, selain itu terjadinya sedimentasi yang begitu cepat menjadi faktor penyebab tingginya elevasi permukaan air.

“Idealnya elevasi permukaan air hanya 5-6, tetapi hal itu sulit dilakukan ketika curah hujan tinggi dan anomali cuaca terus berlangsung, ” kata Sofyan.

Terkait fasilitasi program, Zainuddin dari Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi mengatakan pihaknya siap membantu Pemerintah dan Masyarakat kabupaten Wajo terkait penyelamatan Danau Tempe.

Untuk itu, ia meminta kepada pihak Pemerintah Kabupaten Wajo agar menyiapkan data mengenai dampak elevasi permukaan air. Begitu pula dengan kajian-kajian yang telah dilakukan agar diinventarisir kembali.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Asisten Sekda Bidang Pembangunan dan Perekonomian, Andi Muhammad Baso Iqbal, Para Kepala OPD, Camat, Kepala Desa dan Lurah serta undangan lainnya.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Edunews.

Kirim Berita

Kirim berita ke email : [email protected][email protected]

ALAMAT

  • Jl. TB Simatupang, RT.6/RW.4, Jati Padang, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540 Telepon : 021-740740  – 0817 40 4740

__________________________________

  • Graha Pena Lt 5 – Regus Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Makassar Sulawesi Selatan 90234 Telepon : 0411 366 2154 –  0811 416 7811

Copyright © 2016-2022 Edunews.ID

To Top