MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Bahlil Lahadalia menyebut gerakan guru besar mengkritik rezim Presiden Jokowi merupakan skenario politik dari pihak tertentu.
Firmansyah selaku perwakilan Jaringan Aktivis Mahasiswa Unhas menilai pernyataan Bahlil tersebut melecehkan harkat dan martabat dunia akademisi.
“Pernyataan Bahlil Lahadalia itu seolah melecehkan dunia akademisi dan otoritas
kampus,” kata Firman, di Unhas, Senin (12/2/2024).
Olehnya, pihaknya menganggap Bahlil tidak layak menjadi Anggota Wali Amanat Unhas.
“Karena itu, sebagai mahasiswa Unhas, kami menganggap Bahlil Lahadalia sangat tidak pantas menjadi Anggota Wali Amanat Universitas Hasanuddin,” ujar Firman.
Firman juga mendesak Bahlil segera meminta maaf.
“Atas pernyataannya itu, kami mendesak Bahlil Lahadalia untuk segera meminta maaf kepada rakyat Indonesia terutama kepada para guru-guru besar Se-Indonesia,” tegasnya.
Dia mengajak masyarakat Indonesia tidak hanyut dalam tudingan-tudingan yang menyudutkan para guru besar.
“Pernyataan Bahlil itu tidak bisa dibiarkan. Maka dari itu, saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia terkhususnya kepada semua aktivis yang ada di tanah air, untuk tidak terlena dengan tudingan-tudingan tersebut. Sebagai bangsa yang besar, kita harus mengaktifkan akal sehat. Apakah penyampaian Bahlil itu adalah sesuatu yang murni darinya? Jangan sampai justru itu yang merupakan skenario politik pihak tertentu,” tutup Firman.