JAKATA, EDUNEWS.ID – Setiap tahun, problem yang dihadapi pendidikan di Indonesia semakin kompleks. Utamanya masalah kualitas pendidikan yang memang harus terus dibenahi. Selain kompetensi guru yang dirasa masih kurang, fasilitas sekolah pun masih terus dikaji.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad mengatakan, pendidikan selalu bertumpu pada kualitas guru. Namun problem guru bukan hanya terkait pada kompetensi, melainkan juga pengabdian setiap guru dalam memberi pembelajaran kepada setiap siswanya.
“Bukan hanya mengajar dengan baik, tapi juga harus hadir di dalam kelas dan mengajar secara efektif,” paparnya.
Saat ini, lanjutnya, Mendikbud terus berupaya meningkatkan keefektifan aktivitas belajar di dalam kelas melalui jam efektif. Di mana tolok ukur penilaiannya bergantung pada sistem kiberja guru di dalam kelas dan ke dua terkait jaminan mutu dalam pemenuhan kebutuhan yang sesuai standart.
“Skemanya sampai sekarang terus diramu, untuk menemukan instrumen yang tepat,” jelasnya.
Tak hanya itu, pembenahan fasilitas belajar dalam hal ini menurutnya juga sangat penting. Tidak sedikit sekolah di seluruh Indonesia yang mengalami kerusakan dan harus dibangun dari awal, buka lagi dibenahi. Kajian yang seharusnya berada pada tanggungjawab pemerintah daerah ini sayangnya selalu dikaitkan dengan pemerintah pusat. Sementara ketika sudah mendapat persetujuan, aplikasi dari pembenahan pun tidak lebih dari 50 persen.
“Ketika kerusakan sangat berat, Pemda selalu mengajukan kepada pemerintah pusat untuk membangun. Tapi kalau dilihat dari hasilnya, pembenahan yang sudah disetujui hanya separonya saja, apalagi jika menelan anggaran daerah,” pungkasnya
