JAKARTA, EDUNEWS.ID – Hasil penelitian menunjukkan, Indonesia unggul pada industri yang butuh keahlian rendah. Artinya, Indonesia perlu secara signifikan menambah jumlah pekerja ahli. Tujuannya, yakni untuk mengangkat status perekonomiannya menjadi negara berpendapatan menengah.
Presiden Singapore Management University (SMU) Arnoud De Meyer mengatakan, saat ini hanya 16 persen sarjana yang mempelajari bidang teknik, konstruksi, dan manufaktur. Keahlian-keahlian inti yang menurutnya, penting bagi Indonesia ketika ekonomi semakin terindustrialisasi.
“Ada kesenjangan mencolok antara keahlian yang diajarkan di sekolah dan yang dicari industri. Kesenjangan antara sekolah dan industri dapat dilihat pada industri utama Indonesia yang mengalami pertumbuhan, seperti sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK),” ujar Meyer saat meneliti sistem pendidikan lima negara ASEAN, Selasa (1/10/2016).
Ia mengingatkan, Indonesia memiliki lebih dari 40 persen populasi berusia di bawah 25 tahun. Menurutnya, seharusnya jumlah itu menempatkan Indonesia dalam posisi yang kuat untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan.
“Indonesia harus memanfaatkan sebaik-baiknya angkatan kerja yang masih muda sebagai keunggulan komparatif dan memprioritaskan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan,” tutur Mayer.