EDUNEWS.ID-Indonesia membutuhkan sekitar 350 ribu orang guru SMK hingga tahun 2029. Untuk itu Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi (BPPT) Kemendikbudristek akan melakukan hilirisasi calon gruu SMK, pendidikan guru SD, dan pendidikan jasmani. Program ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan guru dan antisipasi guru yang sudah pensiun.
BPPT Puslapdik Kemendikbudristek sebetulnya telah menjaring calon guru SMK kurang lebih sebanyak 100 orang per tahun. Di samping itu harapan lainnya juga ada dari mahasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi dan Asrama Mahasiswa Nusantara, dengan potensi disalurkan menjadi 1700 guru pada 2025, ditambah lagi potensi mahasiswa penerima KIP Kuliah.
“Kita akan lakukan tracer study bagi semua mahasiswa penerima Beasiswa dan bagi yang berkualifikasi sesuai dengan nilai yang baik kita tawarkan untuk jadi guru SMK. Ini merupakan kolaborasi antara BPPT, Puslapdik, Ditjen Pendidikan Vokasi dan Ditjen GTK,” kata Kepala BPPT Anton Rahmadi beberapa waktu lalu di Bandung, dikutip dari laman Puslapdik Kemendikbudristek pada Minggu (3/3/2024).
Selain pemenuhan kebutuhan guru SMK, Kemendikbudristek melalui BPPT juga akan meluncurkan percepatan pemenuhan dosen S3 pada 2024. Program ini menargetkan pemenuhan 20% dosen jenjang S3. Jumlah ini setara dengan sekitar 75 ribu dosen S3 hingga tahun 2030, baik di lingkungan perguruan tinggi akademuk ataupun vokasi.
“BPPT memang punya skema beasiswa untuk calon dosen jenjang S2 dan S3 selain Beasiswa Indonesia Maju, calon guru SMK dan pelaku budaya, tapi kalau mengandalkan skema reguler tersebut, kita akan kekurangan dosen S3 di tahun 2030, karena itu perlu dilakukan percepatan,” terang Anton.
Anton menyebut pemerintah akan melakukan program percepatan pemenuhan dosen dengan sejumlah skema yaitu rekrutmen melalui pengangkatan sebagai PPPK, juga PNS yang baru bekerja lebih dari setahun dan ingin menjadi dosen.
“PNS yang baru kerja setahun, maka tahun kedua bisa mulai mengajukan untuk melanjutkan studi,” ujar Anton.
Pemerintah juga menyelenggarakan Program Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Sebagai padanannya, BPPT menyasar calon dosen percepatan studi S2-S3 di luar negeri yang berasal dari mahasiswa lulusan S1 dengan IPK 3,5 atau cum laude dan wajib kembali ke instansi asal. Peserta PMDSU dapat mengikuti S3 dan langsung ke S3 di luar negeri.
“Program percepatan gelar di luar negeri ini digelar untuk memenuhi tuntutan nasional, yakni jumlah dosen bergelar S3 mencapai 20 persen dari total jumlah dosen yang saat ini masih defisit 3 persen, Persesjen terkait hal ini sedang dalam rancangan,” ungkap Anton.
sumber : detikedu