HEALTH, EDUNEWS.ID-Covid-19 varian Omicron sering didapatkan membawa gejala cenderung lebih ringan bagi penderitanya dibanding Covid-19 varian lain. Adapun para ahli melihat ada beberapa gejala unik Omicron yang bisa muncul di momen tertentu.
Hal ini juga didukung oleh sejumlah pasien yang terinfeksi varian Omicron. Mereka melaporkan bahwa merasakan gejala yang diketahui saat BAB dan bangun tidur.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), jika pasien mengalami gejala Covid-19 diare, ini bisa menjadi tanda bahwa seseorang terpapar Covid-19 Omicron.
“Orang dengan sistem kekebalan yang lemah adalah yang paling mungkin mengalami diare dan gejala gastrointestinal lainnya,” demikian laporan NBC Chicago dikutip dari cnbcindonesia, Ahad (27/2/2022) kemarin.
Sementara itu, John Hopkins Medicine menunjukkan sekitar 20% pasien Covid-19 cenderung mengalami diare sebagai gejala awal setelah terpapar Covid-19 Omicron. Namun, penting untuk diingat bahwa diare ini bukan satu-satunya gejala Covid-19 Omicron.
Umumnya keluhan tersebut diikuti dengan kelelahan, masalah pernapasan, nyeri otot dan tubuh, serta sakit kepala atau sakit tenggorokan.
Selain BAB, ada pula kecurigaan terhadap infeksi Covid-19 yang gejalanya terjadi saat bangun tidur. Dokter Robert ‘Bob’ Wachter asal San Francisco, Amerika Serikat, menceritakan pengalaman anaknya yang terinfeksi Omicron mengalami gejala mirip flu yang terjadi saat bangun tidur.
Gejala tersebut meliputi sakit tenggorokan, batuk kering, nyeri otot, dan kedinginan. Sedangkan gejala yang kurang umum dikeluhkan pasien Covid-19 Omicron adalah kembung yang dilaporkan oleh 14% pasien dan gejala sendawa yang dialami 10% pasien.
Di sisi lain, muntah adalah keluhan 9% pasien, sementara sakit perut menyerang 7% dari mereka yang keluar dari rumah sakit usai pulih dari Covid-19.
Ada pula gejala Covid-19 lain yang paling banyak dikeluhkan pasien seperti suara serak, menggigil, pusing, kehilangan nafsu makan, hingga mual dan asam lambung. Meski gejala Covid-19 Omicron terbilang ringan, angka penularan yang tinggi memicu kekhawatiran para ahli
