Pembaca : 1,144
“Kita ambil contoh Pak Jokowi waktu COVID itu kalau bukan seorang Pak Jokowi, Presiden Jokowi, mengambil tindakan, contohnya memborong waktu itu obat-obatan ya dan juga untuk COVID dan juga tidak memberlakukan lockdown, saya pikir Indonesia (kala itu) akan menuju kehancuran, dan yang jadi malahan kita akan, anak-anak bangsa bisa saling bermusuhan dan mungkin bunuh-bunuhan ya,” ujar Silfester.
Media sosial dihebohkan dengan pernyataan tajam dari Ahok. Dalam sebuah video, terlihat Ahok sedang berdiskusi dengan dua ibu-ibu dan mempertanyakan kemampuan bekerja cawapres Gibran Rakabuming Raka dan Presiden Joko Widodo.
Ahok menjelaskan maksud pernyataannya itu dalam momen diskusi bersama milenial bertajuk ‘Ahok is Back’ di Jakarta, Kamis (8/2).
“Gibran enggak bisa kerja nanti. Kalau kamu pilih dia. Jangan dipotong, loh. Kenapa? Sekarang Pak Jokowi. Pak Jokowi juga enggak bisa kerja. Jangan dipotong lagi, loh. Maksudnya itu apa?” kata Ahok memulai penjelasannya, meminta pernyataannya tak dipotong-potong.
Ahok menjelaskan, Gibran maju dalam pilpres sebagai wakil. Posisi tersebut, kata dia, hanyalah ‘ban serep’ alias cadangan.
“Ini semua yang komentar pasti belum dengar semua seluruh video. Pejabat mana ada waktu buat nonton semua, sih. Yang ada cuma nonton. Semua nyerang gua. Gua sih demen. Ya kalau lu nyerang gua, artinya gua ada masalah, nih. Ya, kalau gua enggak punya urusan biarkan saja anjing menggonggong kafilah berlalu. Artinya enggak ada masalah,” ucap Ahok yang mundur sebagai Komut Pertamina.
“Yang penting saya bilang, ini soal Nawacita. Kenapa saya juga mau dukung Pak Jokowi itu karena Nawacita. Karena saya yakin yang bisa neruskan Nawacita, Trisakti, kan, ya Pak Ganjar. Kalau saya nantang Pak Ganjar pun, saya kalah. Itu sudah best of the best,” pungkasnya.
sumber : kumparan.id