JAKARTA, EDUNEWS.ID — Musyawarah Nasional (Munas) perdana Aliansi Dosen ASN KEMDIKTISAINTEK Seluruh Indonesia (ADAKSI) resmi dibuka Jumat (2/5/2025l kemarin, di Jakarta.
Diselenggarakan pada 2–4 Mei 2025, MUNAS ini menjadi tonggak penting dalam sejarah perjuangan kolektif dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk memperjuangkan hak, membangun solidaritas, dan meneguhkan cita-cita pendidikan tinggi yang adil, manusiawi, dan bermartabat.
Ketua Panitia Munas Ke-1 ADAKSI, Eliyah Acantha Manapa Sampetoding dari Universitas Hasanuddin, Makassar, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kehadiran 173 delegasi dari berbagai penjuru Indonesia. Mereka terdiri dari dosen ASN dari PTN Satker, BLU, BH, dan DPK LLDIKTI—mewakili semangat kolektif dari Aceh hingga Papua.
Dengan mengusung tema Meneguhkan Integritas dan Solidaritas Perjuangan Mewujudkan Kesejahteraan Dosen ASN yang Bermartabat dan Berkeadilan, Munas ini menyoroti pentingnya konsolidasi gerakan moral dosen ASN. Seluruh pendanaan kegiatan, mulai dari akomodasi hingga logistik, bersumber dari donasi sukarela anggota ADAKSI, mencerminkan semangat gotong royong dan kemandirian organisasi.
“Ini bukan gerakan segelintir orang, melainkan suara kolektif dari lebih dari 2.000 dosen ASN yang telah menjadi anggota tetap ADAKSI,” ujar Eliyah, sembari mengajak peserta memberikan tepuk tangan.
Selama tiga hari ke depan, Munas akan membahas dan mengesahkan AD/ART organisasi, menyusun program kerja nasional, dan merumuskan rekomendasi strategis yang akan disampaikan kepada kementerian, legislatif, dan lembaga-lembaga pengawas.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, Prof. Brian Yuliarto, Ph.D., atas dukungan dan kehadirannya dalam pembukaan Munas, yang disebut Eliyah sebagai sinyal positif bahwa suara dosen ASN mulai mendapat tempat dalam sistem pendidikan nasional.
Dengan semangat solidaritas dan tekad yang menyala, Munas Ke-1 ADAKSI menandai awal dari perjuangan yang lebih terarah demi kesejahteraan dosen dan kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia.
