Kampus

Komisioner KPI Pusat Aswar Hasan Dorong Kohati Bela Hak-hak Perempuan

Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Dr Aswar Hasan saat menyampaikan materinya dalam seminar nasional Kohati Cabang Makasssar, Sabtu 18 Oktober 2022

MAKASSAR, EDUNEWS.ID- Korp HMI Wati (Kohati) Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Makassar Periode 2022-2023 menyelenggarakan seminar nasional yang mengangkat tema “Perempuan dan Media, Eksistensi Perempuan di dalam Media di Era Digital” pada Selasa, (18/10/2022) lalu.

Dalam seminar nasional ini, Kohati Cabang Makassar menghadirkan tiga narasumber yakni Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Dr Aswar Hasan, Aktifis Muslimah Suryawati Ningsih Daiman, dan Dosen Sosiologi Universitas Negeri Makassar, Sopian Tamrin.

Seminar yang diikuti oleh puluhan aktifis perempuan dari Kohati dan lembaga organisasi ekstra kampus lainnya tersebut dilaksanakan di Gedung Dewan Dakwah Makassar Jl Racing Centre Nomor 30 kota Makassar, Sulawesi Selatan

Komisioner KPI Pusat, Aswar Hasan dalam paparannya menyampaikan pentingnya peran perempuan dalam sebuah peradaban dan pembangunan sebuah negara.

Menurut dosen komunikasi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ini, perempuan atau wanita bisa menjadi barometer dan ukuran terhadap sebuah bangsa.
“Wanita adalah tiang negara, Apabila wanitanya baik maka baik pulalah negaranya begitupun sebaliknya,” kata Aswar Hasan.

Sehingga, kata Aswar, posisi perempuan dalam sebuah negara menjadi penting untuk diberikan ruang dan perhatian, serta tidak dibedakan dengan kehadiran kaum laki-laki.
“Tingkat peradaban suatu bangsa tergantung bagaimana suatu bangsa memperlakukan wanitanya,” urai Aswar Hasan.

Aswar Hasan juga menyinggung, dalam dunia siaran atau dunia media digital, khususnya media televisi, posisi dan kehadiran perempuan masih jauh dari harapan dan cenderung memprihatinkan.

Aswar mengungkapkan, secara umum, tayangan dan siaran media televisi saat ini, juga platform media sosial seringkali masih menjadikan perempuan sebagai objek eksploitasi dan dan kapitalisasi demi mengejar keuntungan semata.

“Perempuan masih dijadikan objek eksploitasi terhadap publikasi,” ungkap Mantan Ketua KPID Sulsel dua periode ini.

Baca Juga :   Tindaklanjuti Perkembangan Proyek Kereta Api, Jurnalis Kesulitan Temui Kepala BPN Makassar

Olehnya itu, lanjut Aswar Hasan, kehadiran aktifis perempuan, seperti Kohati semestinya mengambil peran dan posisi untuk terus mengawal dan memperjuangkan hak-hak perempuan serta melakukan perlawanan terhadap upaya eksploitasi yang berlebihan kepada perempuan demi keuntungan kelompok tertentu.

“Seperti kehadiran Kohati, misalnya banyak kasus yang saat ini viral, masih menjadikan perempuan sebagai korban. Kasus KDRT misalnya, hingga kasus pelecehan terhadap perempuan masih marak terjadi tanpa ada keadilan hukum yang menyertainya. Kita berharap aktifis perempuan seperti kohati bisa ambil bagian,” harap Aswar Hasan.

Sementara itu, narasumber lainnya, Sopian Tamrin mengungkapkan, kehadiran dan perkembangan dunia digital saat ini sangatlah massif.

“Jika digital berkembang bagus, maka massifnya perempuan tidak dijadikan objek,” ucap Sopian.

Dosen sosiologi UNM ini melanjutkan, kalau ukurannya ketenaran maka menjadi problematik. Karena ini bukan tentang laki-laki atau perempuan tapi tentang kepedulian
Di era digital masalah kesetaraan sudah terbuka lebar.
“Hanya saja kita yang gagal mengaksesnya,” tutur sopian.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Edunews.

Kirim Berita

Kirim berita ke email : [email protected][email protected]

ALAMAT

  • Jl. TB Simatupang, RT.6/RW.4, Jati Padang, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12540 Telepon : 021-740740  – 0817 40 4740

__________________________________

  • Graha Pena Lt 5 – Regus Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Makassar Sulawesi Selatan 90234 Telepon : 0411 366 2154 –  0811 416 7811

Copyright © 2016-2022 Edunews.ID

To Top
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com