MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Ratusan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi PRI (Protes Rakyat Indonesia) Sulsel blusukan ke lokasi PKL (pedagang kaki lima) yang diduga akan digusur oleh Unhas (Universitas Hasanuddin) di Pintu Nol Jalan Politeknik, Kota Makassar.
Berbagai elemen masyarakat, termasuk buruh dan mahasiswa, menuntut kejelasan Rektorat atas ketidakjelasan nasib PKL imbas imbauan Unhas tentang pengosongan lahan.
Pantauan edunews.id, saat tiba di Pintu Nol dan hendak masuk ke wilayah Unhas, pihak keamanan kampus mencegat massa aksi. Setelah tak lama dicegat, perwakilan Unhas datang menemui dan berdialog dengan massa aksi.
Amir Ilyas selaku Ketua Satgas Keamanan dan Ketertiban Unhas berdalih bahwa pengosongan tersebut dilakukan demi kepentingan publik.
“Kami minta secara sukarela untuk membongkar sendiri karena ini sebenarnya jalanan supaya jalan lingkar Unhas, ini untuk kepentingan masyarakat. Jadi ini untuk kepentingan jalan lingkar, supaya akses sebenarnya untuk penduduk juga lebih mudah ke jalan raya, tidak lagi perlu masuk ke Unhas,” ucap Ilyas di hadapan massa aksi, pada Kamis (10/8/2023) siang.
Selain itu, Ilyas menyampaikan bahwa pembangunan jalan lingkar tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan di Unhas.
“Kepentingan Unhas sebenarnya hanya ingin mengamankan daerahnya supaya sudah tidak banyak lagi terjadi pencurian jadi semua orang yang masuk bisa kita tahu. Kalau sekarang kan tidak bisa karena Unhas jadi jalur umum,” lanjutnya.
Soal ketidakjelasan nasib PKL, Ia mengaku telah berdialog dan meraih kesepakatan dengan para pedagang.
“Ini untuk kepentingan publik yah karena ini memang harus dibersihkan, solusi(nya) bahwa pedagang ini tetap menjual di lingkungan Unhas, akan dicarikan tempat dan sudah berkoordinasi dengan (bidang) aset, itu mereka sudah setuju, sudah diambilkan tempat, ada beberapa titik, ada empat titik diusulkan kemarin,” jelas Ilyas.
Menanggapi hal tersebut, Salim selaku massa aksi menyarankan agar pihak Unhas menerima segala keluhan para pedagang.
“Kalau menurut kami, pihak Unhas juga bisa memberikan kesempatan para pedagang untuk berembuk sesama mereka, apa maunya mereka,” ucap Salim
Lebih lanjut Ia menegaskan agar Unhas tak melakukan pengosongan secara paksa.
“Menurut kami, apapun solusinya nanti, intinya kan kita sama-sama sepakat tidak ada penggusuran paksa sebelum ada solusi,” lanjut Salim.
PRI Sulsel menginginkan tidak ada pihak yang dirugikan karena masalah pengosongan dan relokasi pedagang tersebut.
“Kalau memang masalah ini, apakah relokasi ataukah persoalan ganti rugi dan lain-lain, itu betul-betul tidak ada yang merasa dirugikan. Ke depan kita bisa lebih diskusikan masalah ini supaya tidak perlu ribut-ributlah persoalan ini (agar) selesai,” tutup Salim.