SIANTAR, EDUNEWS.ID – Insiden memalukan terjadi saat gelaran deklarasi damai Pilkada ‘susulan’ Kota Pematangsiantar di Lapangan Adam Malik, kemarin (11/11/2016). Berawal dari keterlambatan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Siantar, Teddy Robinson Siahaan (TRS) dan Zainal Purba.
Mereka berupaya menerobos panitia acara yang sempat menghadang. Hal itu dilakukan panitia karena Lagu Kebangsaan Indonesia Raya sedang dikumandangkan.
Sofyan Purba, Kepala Bidang Pendidikan Politik pada Kesbangpolinmas Kota Siantar menjelaskan agar pasangan calon bersabar menunggu lagu kebangsaan tuntas dinyanyikan. Alih-alih memahami, TRS marah dan terlibat perdebatan dengan Sofyan Purba. TRS menjelaskan kenapa dia datang terlambat.
“Saya baru dapat undangan tadi, makanya terlambat. Sudah dua kali begini. Sudah dua kali begini yah,” ujar TRS.
Begitupun, Sofyan Purba tetap bersikukuh melarang TRS menerobos ke kursi depan hingga lagu kebangsaan rampung dinyanyikan. Setelah lagu Indonesia Raya selesai dikumandangkan, Sofyan Purba mengarahkan TRS dan Zainal Purba menuju tempat yang disiapkan panitia dari belakang para undangan yang datang.
Sofyan Purba menyayangkan sikap pasangan calon yang tidak tertib tersebut.
“Masa dibilangnya baru dapat undangan dia. Padahal udah semalam saya antar ke sekretariatnya. Ada cewek yang terima semalam itu. Ada buktinya kok,” ujarnya.
Sofyan mengatakan dirinya melarang TRS maju ke depan karena para tamu undangan sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sehingga setiap calon pemimpin dan pemimpin daerah wajib memahami tertib administratif seperti ini.
“Gak boleh main terobos. Apalagi ini pas nyanyi lagi kebangsaan. Jangankan dia, Walikota pun akan saya larang kalau ada peristiwa kek gini,” ujar Sofyan.
