BANTAENG, EDUNEWS.ID – Masyarakat Desa Papanloe, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, mengeluhkan pencemaran lingkungan dari pabrik smelter pengolahan bijih nikel PT Huady Nickel Alloy Indonesia (PT HNI), Minggu (5/3/2023).
Mereka mengeluhkan asap tebal, debu, dan bau busuk dari hasil pembakaran perusahaan.
Tidak hanya itu, sejak perusahaan beroperasi pada 2019, masyarakat juga terganggu dengan suara bising dari aktivitas smelter.
“Yang paling parah itu debunya, apalagi debunya warna merah ki toh, jadi kentara sekali di lantai rumah, apalagi kalau tegel putih,” ungkap salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
Warga yang bermukim sekitar perusahaan mengaku waktu istirahat mereka terganggu di malam hari akibat suara bising yang dihasilkan.
“Apalagi kalau malam susahki tidur, ribut itu dari suara mesinnya, suara mobil tumpah limbah nikel tiba-tiba bergemuruh jadi kaget ki,” lanjutnya.
Selain menghasilkan polusi udara dan suara, aktivitas PT HNI juga mencemari air sumur dan dinilai merusak jalan desa.
“Beberapa sumur itu sudah kering, akhirnya warga kekurangan air bersih. Jalan desa juga rusak, karena mobil kontainer 12 dan 16 roda lewat,” tutupnya.
