MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Debat kandidat Pemilihan Gubernur Sulsel 2024 yang mempertemukan pasangan nomor urut 1, Danny Pomanto dan Azhar Arsyad, dengan pasangan nomor urut 2, Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi, berlangsung sengit di Hotel Dalton, Sabtu (26/10/2024).
Kedua pasangan saling adu strategi dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta pelestarian kearifan lokal.
Namun, Pasangan Danny Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) berhasil mendominasi panggung dengan pemaparan program-program yang visioner dan konkret, meninggalkan pesaing utama, Paslon 2, yang lebih banyak merespon secara reaktif.
Massa Paslon 2 yang membludak di luar arena debat menciptakan euforia tersendiri, namun di dalam arena, Paslon Danny-Azar tampil lebih unggul, menjawab isu-isu krusial dengan lebih matang dan terukur.
Tema-tema penting seperti pengentasan kemiskinan, kesehatan, pendidikan, hingga infrastruktur kota berhasil dipaparkan secara komprehensif oleh Paslon 1.
Saat tema kemiskinan dibahas, Danny Pomanto menegaskan bahwa angka kemiskinan di Makassar sudah mengalami penurunan selama masa kepemimpinannya.
Dia menyampaikan bahwa penguatan sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kota menjadi kunci dalam melanjutkan penurunan angka kemiskinan tersebut.
“Kami menggunakan pendekatan holistik dengan melibatkan RT/RW dalam menyusun program-program penanggulangan kemiskinan. Makassar tidak hanya menurunkan angka kemiskinan, tetapi juga mengurangi pengangguran secara signifikan,” tegas Danny.
Dia juga menambahkan bahwa berbagai program pemberdayaan ekonomi, seperti Lorong Produktif, telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat kecil di Makassar.
Di sub tema kesehatan, Danny Pomanto kembali menegaskan posisi Makassar ke tingkat internasional. Program Home Care dan pelayanan kesehatan gratis yang dimulai di era Danny, kini diakui oleh WHO sebagai yang terbaik di Asia Tenggara.
“Kami tidak hanya menyediakan layanan kesehatan gratis, tetapi juga mendekatkan layanan tersebut hingga ke rumah warga. Inovasi ini yang membuat Makassar menjadi kota teladan dalam bidang kesehatan di dunia,” ujar Danny.
Visi ini jauh lebih konkret dibandingkan dengan Paslon 2 yang hanya mengandalkan rencana pembangunan RS regional dan pemberian insentif bagi dokter spesialis.
Di sektor pendidikan, Danny Pomanto menjelaskan betapa pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengawasi kualitas pendidikan.
Melalui program 18 Revolusi Pendidikan, Danny telah memulai pembaruan di sektor ini, termasuk memperkuat komite sekolah dan meningkatkan kualitas guru.
“Peran serta masyarakat sangat penting untuk memastikan pendidikan berkualitas. Program peningkatan kualitas guru hingga zonasi sekolah yang lebih adil harus terwujud,” jelasnya.
Paslon 2, dalam tanggapannya, lebih banyak berbicara tentang kolaborasi tanpa memberikan solusi konkret atas masalah yang dihadapi komite sekolah dan orang tua.