Di Lorong Sunyi Batinku
Di Lorong Sunyi Batinku, aku berdiri tegak menatap cakrawala
Kupanggil namamu lelakiku. Apakah kau tak mendegarku?
Malam berkeluh kesah. Angin berhembus pongah
Menampar kulitku, memeluk jiwaku yang payah
Aku merindukan aromamu, merengkuh tubuhmu
Lalu mendengar degup jantungmu
Kupanggil namamu di lorong sunyi batinku
Aku berdiri resah di runcing duri kerinduan
Suara kuhampir habis berteriak, persis penjual ikan di PasarCekkeng
Tapi jarak sesak dan hanya mampu berhayal
Lalu melukismu di dalam sajak
Sebab kau telah meminang selainku, wanita yang buat hatimu trenyuh
Biarkan aku mampus dikoyak-koyak sunyi dan rasa cemburu
(Bulukumba, 22 Juni 2016)
Di Hatiku, Luka KauToreh
Di bawah rembulan tak kulihat setitik cahaya di kota ini
Hanya kunang-kunang bertebaran di udara lengang
Sudah tujuh kilometer jalanan kotaku tempuh
Langkahku melambat karena luka di hati mendera
Aku memilih pergi agar tak ada kebencian di antara kita
Agama moyangmu melarang dendam dipelihara
Meski kau tahu betapa amarah mengisi reruang dada
Selalu teringat hari ketika jumpa
Aku dibuai ombak rayumu dulu
Mungkin kau tak ada bedanya
Dengan politisi yang menjual diri demi sebuah kursi
(Yogyakarta, Maret 2015)
Menulis Rindu
Aku tak pernah mengira
Tuhan mempertemukan kita
Agar kutetap bergelora, enggan pasrah dalam derita
Kini Tuhan mengirim hadiah yang tak bisa kutukar dengan apa pun
Kecuali dengan pertemuan
Ya, kasihku, kenangan dan rindu ini saling padu : di lampu merah itu
Telah kulihat sosok yang menyerupai Nabi Yusuf
Sungguh tak bisa kulukis sempurna dalam huruf
Usai pertemuan itu, aku dihantui bayang-bayangmu
Dan rindu membeku di hati
Hanya mungkin cair jika kita suatu waktu
Rindu ini membawaku pada harapan tuk sampai pada inti perasaan
Rindu ini, kasih, akhirnya kuhimpun dalam sajak
Yang kapan sajak bisa kau simak
(Bulukumba, Juli 2016)
Nurwahidah Saleh adalah perempuan kelahiran Bulukumba, 09 Nopember 1994. Hobby naik sepeda dan berkelana. Alumni AMA Yogyakarta jurusan Manajemen Obat dan Farmasi.
Akhirnya ida menggali bakatnya dengan menulis. Salah satu karyanya sebuah cerpen. Dimuat di Majalah Nusantara Yogyakarta. Sebuah antologi puisi ”Tunggu Aku Mengucap Cinta”. Puisi-puisinya di suarakan di Radio Cempaka Asri 102,5 FM Bulukumba dan Radio Bintang 96,6 FM Bulukumba. Sekarang ia kembali di Buttapanritalopi Bulukumba menjadi terapis di sebuah Klinik Rumah Sehat Wildan dan aktif di Sekolah Sastra Bulukumba (SSB) Bisa bertukar sapa di FB IdhaDaengSaleh. Email: Nurwahidah@854yahoo.co.id