MAJENE, EDUNEWS.ID – Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) terus berkembang seiring laju perkembangan zaman. Tantangan yang dihadapi semakin kompleks. Sebagai calon pemimpin bangsa, mahasiwa tidak cukup berbekal kecerdasan intelektual dan emosional, tapi juga spiritual dan kultural.
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan di tengah gempuran budaya pop, Indonesia membutuhkan ketahanan budaya untuk merawat kemajemukan bangsa. Apalagi, globalisasi telah menjadikan batas-batas negara menjadi cair dan maya. Persaingan antar peradaban tak terbendung. Di samping itu, kompetisi hidup semakin ketat dan tajam sehingga survival on the fittest tidak bisa dihindari.
“Tidak ada lagi batasan geografis apakah anda tinggal di Majene, Makasar, Jakarta, atau di Moskow dan Jepang sekalipun. Kini semua terhubung berkat teknologi informasi dan alat komunikasi yang pesat,” terang Lukman, kemarin (12/11/2016) saat meresmikan pendirian STAIN Majene, Sulawesi Barat.
Lukman meminta kepada pihak STAIN Majene yang baru saja diresmikan dan PTKI lainnya untuk membekali mahasiswa dengan empat kecerdasan sekaligus, baik intelektual, emosional, spiritual, maupun kecerdasan kultural.
“Ketajaman intelelektual perlu. Tapi kematangan emosional dan spiritual juga dibutuhkan menghadapi persaingan. Tapi tak kalah pentingnya kecerdasan budaya mesti diperkuat,” sarannya.
Menurutnya, STAIN harus diorientasikan pada pengembangan ilmu agama dan umum dalam satu kesatuan komprehensif. Tantangan kehidupan semakin kompleks. Dunia semakin terasa sempit seiring terus meningkatnya populasi manusia. Perubahan ekosistem dan kerusakan lingkungan semakin dirasakan, baik karena ulah tangan manusia atau perubahan lingkungan global.
Kepada para pengelola PTKI, Lukman meminta agar semua perubahan lingkungan strategis itu menjadi pemikiran dalam mengembangkan perguruan tinggi yang dicita-citakan.